Timnas Indonesia Jadi 'Anak Tiri' Usai AFC Mendadak Ubah Aturan Round 4, Erick Thohir Geser Masa Depan Skuad Garuda ke Tangan Simon Tahamata, dan Media China Ucap Terima Kasih
- Kolase tvOnenews.com/REUTERS/Tim tvOnenews.com - Taufik Hidayat
Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI memang menerima keputusan tersebut, namun ia berharap pertandingan bisa tetap berjalan adil.
“Kami menghormati dan menyambut baik keputusan AFC… Tapi saya minta semua laga dijalankan secara fair dan sportif,” ujar Erick.
Namun begitu, regulasi dalam Regulations FIFA World Cup 2026 Preliminary Competition menyebut bahwa AFC memang memiliki wewenang menunjuk tuan rumah, baik di tempat netral maupun di negara peserta, dengan persetujuan FIFA.
Ini jadi celah yang digunakan AFC untuk meloloskan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah, meski banyak pihak merasa itu tidak adil bagi Timnas Indonesia.
2. Erick Thohir Geser Masa Depan Timnas Indonesia ke Tangan Simon Tahamata?
Kekalahan telak 0-6 dari Jepang bukan hanya menyakitkan, tapi juga menjadi sinyal keras bagi PSSI untuk membenahi fondasi sepak bola nasional.
Erick Thohir langsung mengambil langkah strategis: mempercepat pembangunan sistem pencarian bakat (scouting) nasional dengan menunjuk Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia.
“Dalam tiga bulan ke depan, sistem scouting harus berjalan. Ini penting agar kita bisa menjaring bakat dari seluruh pelosok negeri,” ujar Erick (14/6/2025).
- dok.kolase tvOnenews.com
Simon Tahamata, mantan pemain Ajax dan Timnas Belanda, dianggap punya pengalaman mumpuni dari sepak bola Eropa.
Erick menjelaskan bahwa Tahamata akan bekerja bersama semua pelatih Timnas, termasuk Patrick Kluivert di level senior dan Gerald Vanenburg di U-23.
Kolaborasi ini diharapkan bisa membentuk sistem berkelanjutan yang mampu melahirkan generasi emas Garuda.
“Om Simon akan bekerja dengan semua level pelatih timnas, ini harus terintegrasi,” tegas Erick.
Kehadiran Simon dianggap langkah penting untuk memperbaiki peta talenta nasional. Jika sistem scouting berjalan optimal, Indonesia tak perlu lagi bergantung pada pemain naturalisasi.
Tahamata akan menjadi motor penggerak era baru sepak bola Indonesia, terutama setelah kegagalan telak di laga kontra Jepang menyadarkan semua pihak bahwa pembinaan akar rumput harus dimulai serius dan sistematis.
3. Media China Bersyukur Disingkirkan Indonesia: “Kami Terhindar dari Pukulan Telak”
Load more