Tinggal di Negeri Ginseng, Megawati Hangestri Bongkar Toleransi Red Sparks soal Makanan Haram: Biasanya…
- KOVO
tvOnenews.com - Megawati Hangestri Pertiwi, bintang voli putri Indonesia yang namanya makin dikenal usai bermain bersama Red Sparks di Liga Voli Korea Selatan, akhirnya memutuskan untuk tak melanjutkan kontraknya di Negeri Ginseng.
Namun, di balik keputusannya kembali ke Tanah Air, Megawati menyimpan banyak kenangan manis, termasuk perhatian luar biasa yang diberikan klub Red Sparks terhadap keyakinan yang ia anut sebagai seorang Muslimah.
Sebagai atlet Muslim yang merantau dan tinggal di Korea Selatan selama dua musim kompetisi, Megawati menghadapi tantangan tersendiri, khususnya soal makanan dan gaya hidup.
Namun siapa sangka, Red Sparks justru menunjukkan sikap toleransi yang tinggi, terutama dalam menyikapi aturan kehalalan makanan yang begitu penting dalam ajaran Islam.
Dalam wawancara yang dikutip dari kanal YouTube KBS, Megawati mengungkap bahwa Red Sparks selalu berusaha mempermudahnya dalam hal memilih makanan.
Klub bahkan menyediakan penanda khusus dalam bentuk stiker untuk makanan yang mengandung babi di setiap jamuan makan atau prasmanan tim.
Hal itu sangat membantu Megawati agar tak sampai mengonsumsi makanan yang diharamkan dalam Islam.
"Iya biasanya kasih tahu [di prasmanannya] ada stiker babinya atau tidak," ucap Megawati, menceritakan bagaimana timnya begitu perhatian terhadap detail kecil yang sangat berarti baginya.
Tak hanya sampai di situ, Megawati juga menyebut bahwa dia kerap memilih makanan-makanan khas Korea yang tetap aman untuk dikonsumsi, seperti topokki atau bibimbap.
Kedua makanan ini menjadi alternatif andalan Megawati selama tinggal dan bertanding di Korea Selatan.
Menariknya, toleransi Red Sparks terhadap Megawati juga tidak berhenti pada urusan makanan saja.
Dalam laporan dokumenter dari KBS, disebutkan pula bahwa klub menghormati aturan berpakaian Megawati sebagai Muslimah.
Hal ini termasuk ketentuan bahwa rambutnya tidak boleh terlihat dan harus selalu berada di balik kain hijab.
"Rambut Megawati juga tidak boleh terlihat. Harus berada di balik kain [hijab]," tulis KBS dalam dokumenter yang memperlihatkan kedekatan Megawati dengan Red Sparks, termasuk pelatih Ko Hee Jin.
Pengalaman Megawati di Red Sparks menjadi bukti bahwa keberagaman bisa diterima dengan baik dalam dunia olahraga profesional.
Klub tak hanya menilai atlet dari kemampuan di lapangan, tetapi juga mampu membangun hubungan personal yang erat, memahami budaya dan nilai-nilai yang dibawa oleh sang atlet.
Kini, meski Megawati telah resmi meninggalkan Red Sparks, kenangannya akan klub tersebut takkan mudah dilupakan.
Dalam salah satu pernyataannya, Megawati mengaku bersyukur bisa menjadi bagian dari tim itu selama dua musim.
“Senang banget karena saya sudah dua tahun di sini, saya banyak pengalaman di sini,” ujar Megawati usai bertolak dari Bandara Korea Selatan, menuju Indonesia.
Alasan Megawati untuk tidak memperpanjang kontrak juga terbilang menyentuh.
Ia mengaku ingin lebih dekat dengan keluarga, terutama sang ibu yang menjadi satu-satunya orang tua yang tersisa.
“Sudah dua tahun aku jauh dari orang tua [di Indonesia], orang tua saya tinggal satu-satunya yaitu ibu, jadi harus peduli,” ucap Megatron, sapaan akrab Megawati.
Keputusan tersebut pun mendapatkan banyak dukungan dari para penggemarnya, baik di Indonesia maupun Korea Selatan.
Banyak yang menilai bahwa meski tak lagi bermain di Liga Korea, Megawati tetap menjadi ikon penting dalam dunia voli Asia, dan keputusan untuk pulang adalah langkah yang bijaksana. (adk)
Load more