Ia juga menyayangkan gaya bicara kasar yang justru dianggap lucu dan menarik perhatian.
Menurut Gus Thuba, penggunaan kata-kata seperti "tolol" atau "goblok" tidak pantas diucapkan oleh seorang ulama di majelis pengajian.
"Jadi, lucu nanti majelisnya. Akhirnya omongannya kotor karena merangkul anak jalanan tadi. Akhirnya ngomong tolol," tambahnya.
Lebih lanjut, Gus Thuba menekankan bahwa tujuan dakwah adalah mengajarkan kebaikan, bukan menormalisasi kebiasaan buruk seperti mengumpat.
Apalagi, acara pengajian akbar sering kali dihadiri oleh anak-anak kecil yang seharusnya mendapatkan contoh baik dari para ulama.
Ia juga menilai bahwa perhatian publik terhadap gaya dakwah seperti ini sebenarnya tidak akan sebesar sekarang jika video ceramah tersebut tidak viral di media sosial.
"Kalau bukan ramai isu kemarin, orang-orang sekarang kan tertarik to model kayak gitu. Nah ini ngaji atau ngajarin anak kecil misuh (mengumpat)," tutup Gus Thuba.
Load more