“Penti diawali dengan sanda mbata atau nyanyian adat, dilanjutkan dengan pantek (acara pembuka),” imbuh dia.
Selain beragam ritual adat menuju acara puncak penti, diselingi dengan keramaian rakyat berupa pentas caci. Sebelum acara puncak masih ada sederetan ritual mata air, sawah dan ladang ditutup dengan doa ada yang didaraskan di atas batu mesbah.
“Karena filosofi kehidupan sebuah kampung itu terdiri gendang one lingkon peang berpusat di rumah adat dan berakhir di kebun, compang bate dari (tempat berjemur), natas bate labar (halaman tempat bermain) wae bate teku (tempat timba), uma bate duat (kebun),” Kanisius menjelaskan.
Acara penti berpuncak pada penyembelihan hewan kurban dan pemberian sesajen di dalam rumah adat yang biasa disebut takung mangko mese dan takung langkar. Penti biasa ditutup dengan ritual congka nggolong. (Jo Kenaru/act)
Load more