Saham BBCA dan BMRI Kompak Anjlok Pagi Ini, Investor Panik Melepas Saham Perbankan
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com – Saham perbankan berguguran pada awal perdagangan Senin pagi (1/9/2025), dengan fokus utama pada saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang kompak anjlok signifikan. Kedua saham perbankan raksasa ini menjadi sorotan lantaran aksi jual besar-besaran yang dilakukan investor sejak pembukaan bursa.
Berdasarkan data Bloomberg, saham BBCA melemah 1,55% atau turun 125 poin ke level Rp7.950 per saham pada pukul 09.30 WIB. Sementara itu, saham BMRI anjlok lebih dalam, terkoreksi 2,96% atau turun 140 poin ke level Rp4.590 per saham.
Tak hanya dua bank besar tersebut, saham-saham bank pelat merah lain juga tertekan. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) melemah 2,74% ke Rp4.250 per saham, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 2,22% ke Rp3.960, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) jatuh 1,92% ke Rp1.275 per saham. Kondisi ini mencerminkan tekanan masif yang melanda sektor perbankan di awal pekan.
Menurut Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, pelemahan saham bank besar terjadi bukan semata faktor teknikal, melainkan dipicu oleh kombinasi sentimen global dan domestik. Dari luar negeri, investor sedang mencermati ketidakpastian arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed) setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan berupaya memecat Gubernur The Fed. Hal ini membuat pasar khawatir akan independensi bank sentral AS.
“Arus dana asing yang sebelumnya sempat masuk justru berbalik arah karena investor global berhati-hati. Apalagi harga emas spot melonjak hingga menyentuh US$3.448,5 per troy ounce, rekor tertinggi sepanjang sejarah, yang menunjukkan pergeseran minat investor ke aset safe haven,” jelas David dalam keterangan tertulis, Senin (1/9/2025).
Dari dalam negeri, sentimen gejolak politik dan aksi unjuk rasa mahasiswa serta pekerja turut memperburuk suasana pasar. Aksi demonstrasi terkait isu gaji DPR, dana pendidikan, dan program makan sekolah dinilai memicu kepanikan investor. Kondisi ini membuat investor ritel maupun asing lebih memilih melepas saham sektor perbankan, terutama BBCA dan BMRI yang selama ini menjadi tulang punggung indeks.
Load more