Selat Hormuz di Ujung Krisis: Jalur Minyak Dunia Terancam, Dunia Waspada
- ANTARA/Shutterstock/aa.
3. Volume Distribusi Minyak Sangat Besar
Menurut US Energy Information Administration, lebih dari 6 miliar barel minyak mengalir lewat selat ini setiap tahun. Setiap hari, sekitar 14 kapal tanker bermuatan penuh melintas—tak hanya dari Iran, tetapi juga Arab Saudi, Kuwait, dan Irak.
4. Jalur Pelayaran Sempit dan Sensitif
Meski memiliki lebar maksimal 95 km, jalur pelayaran di Selat Hormuz hanya 3 km di masing-masing arah. Laut dangkal di sekitarnya membuat kapal tanker besar hanya bisa melalui satu rute sempit—kondisi ini menciptakan risiko besar bila ada gangguan.
5. Penentu Harga Energi Dunia
Saat Iran mengancam, pasar langsung bereaksi. Harga minyak meroket hanya karena ancaman. Jika benar-benar ditutup, bukan hanya inflasi energi, tetapi resesi global bisa terpicu. Negara berkembang hingga negara maju tidak akan lepas dari dampaknya.
Apakah Iran Benar-Benar Akan Menutupnya?
Meski menjadi senjata diplomatik utama Iran, banyak pengamat meragukan penutupan akan terjadi. Sebab selain merugikan ekonomi Iran, langkah tersebut akan memancing reaksi militer dari Amerika Serikat dan sekutunya. Namun, Iran bisa saja memperlambat atau menyulitkan lalu lintas kapal, yang tetap bisa membuat dunia kacau.
Selat Hormuz bukan sekadar jalur sempit, ia adalah denyut nadi perekonomian global. Ancaman terhadapnya—entah nyata atau tidak—cukup untuk menggetarkan pasar minyak, memicu tensi militer, dan mengganggu stabilitas politik dunia. (nsp)
Load more