Langit Paris Mendung: Paris Airshow 2025 Dibuka di Tengah Duka dan Ketegangan Global
- Flickr
Jakarta, tvOnenews.com — Pameran dirgantara terbesar dunia, Paris Airshow 2025, resmi dibuka hari Senin (16/6), namun nuansa megahnya tahun ini diselimuti suasana duka dan ketegangan geopolitik.
Tragedi jatuhnya pesawat Air India Boeing 787 yang menewaskan lebih dari 240 orang serta eskalasi serangan rudal antara Israel dan Iran membayangi pembukaan ajang dua tahunan ini.
Meski deretan jet tempur, pesawat komersial, dan drone otonom kembali memadati Bandara Le Bourget, sejumlah aktivitas publik dikabarkan dikurangi sebagai bentuk penghormatan terhadap korban kecelakaan tragis pekan lalu.
“Ini bukan tahun yang biasa. Banyak agenda kami yang harus ditinjau ulang karena situasi global yang sangat sensitif,” ujar seorang pejabat industri dirgantara yang hadir melansir dari Reuters.
Duka di Tengah Megahnya Pameran
Paris Airshow sejatinya menjadi ajang unjuk gigi industri aviasi dan pertahanan global. Namun tahun ini, fokus beralih pada penyelidikan jatuhnya Boeing 787 milik Air India tak lama setelah lepas landas di India. Regulator penerbangan India langsung memerintahkan pemeriksaan menyeluruh terhadap armada 787 milik maskapai tersebut.
Sebagai bentuk tanggung jawab, CEO Boeing Kelly Ortberg dan kepala unit pesawat komersial Stephanie Pope bahkan membatalkan kunjungan ke Paris. Boeing memilih menjaga kehadiran "low profile" meski baliho-baliho besar perusahaan itu sudah telanjur menghiasi lokasi pameran.
Badai Lain Datang dari Langit Timur Tengah
Belum pulih dari tragedi India, dunia aviasi kembali dikejutkan dengan pecahnya serangan rudal antara Israel dan Iran, hanya sehari setelah insiden Air India. Ribuan penerbangan dibatalkan atau dialihkan, dan industri harus kembali mengencangkan sabuk pengaman.
Tak hanya keamanan, tekanan ekonomi juga datang dari arah lain: kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Ketidakpastian seputar kebijakan tarif "Liberation Day" yang akan berakhir pada 8 Juli, membuat eksekutif industri khawatir akan kenaikan biaya produksi dan kerentanan rantai pasok global.
Airbus Menang di Tengah Krisis
Meski dirundung kabut duka dan geopolitik, kesepakatan bisnis tetap terjadi. Airbus dilaporkan akan mengumumkan kemenangan dalam tender penjualan sekitar 47 unit A220 kepada maskapai nasional Polandia, LOT. Ini menjadi sinyal positif dari perbaikan hubungan diplomatik antara Prancis dan Polandia.
AirAsia juga dikabarkan tertarik pada A220 dengan tata kursi baru 160 penumpang, serta versi panjang yang menggunakan mesin Pratt & Whitney. Dua pesanan dari Arab Saudi—AviLease dan Riyadh Air—juga disebut akan mengawali langkah Airbus di Paris.
Sementara itu, Boeing memilih menunda sebagian besar pengumuman, termasuk restrukturisasi armada Royal Air Maroc, dan sebelumnya telah mengamankan sejumlah pesanan besar dalam kunjungan Trump ke Teluk beberapa waktu lalu.
Panggung Teknologi Masa Depan
Di luar pesawat komersial, Paris Airshow tetap menjadi pentas utama bagi teknologi pertahanan dan antariksa. Perusahaan-perusahaan global, baik mapan maupun baru, bersaing memamerkan inovasi terbaru berbasis kecerdasan buatan dan sistem otonom yang diramal akan mendefinisikan masa depan pertempuran dan transportasi udara. (nsp)
Load more