Krisis Timur Tengah Memanas, Harga Minyak Naik dan Pasar Global Gelisah
- istimewa - antaranews
Jakarta, tvOnenews.com — Pasar keuangan global kembali goyah di tengah kekhawatiran eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, yang telah memasuki hari keenam. Ancaman intervensi militer Amerika Serikat semakin nyata usai pernyataan Presiden Donald Trump yang menuntut Iran untuk menyerah tanpa syarat.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah melonjak seiring ketegangan tersebut. Rabu (waktu setempat), harga Brent naik 0,3% menjadi USD 76,67 per barel, sementara minyak mentah AS naik 0,43% menjadi USD 75,16. Sehari sebelumnya, keduanya telah mencatat lonjakan lebih dari 4%.
"Komentar Trump jelas menunjukkan risiko yang lebih tinggi di kawasan tersebut," ujar Joseph Capurso, Kepala Ekonomi Internasional dan Berkelanjutan di Commonwealth Bank of Australia (CBA). "Pasar kini mencoba memperkirakan risiko intervensi militer besar-besaran oleh AS."
Dolar AS Menguat, Euro dan Yen Melemah
Gejolak geopolitik tersebut mendorong penguatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya. Euro masih tertekan di level USD 1,1501 usai anjlok 0,7% sebelumnya. Pound sterling naik tipis 0,12% ke USD 1,3443, sementara yen Jepang justru melemah ke 144,98 per dolar.
"Situasi ini menunjukkan dolar AS masih dipandang sebagai aset aman (safe haven), khususnya saat pasokan energi global terancam," ungkap Thierry Wizman, analis makro global di Macquarie Group.
Saham Asia dan Eropa Tertekan
Di pasar saham, tekanan global masih terasa. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,3%. Kontrak berjangka Eropa seperti EUROSTOXX 50 dan DAX masing-masing terkoreksi 0,34% dan 0,54%. Sementara itu, S&P 500 futures hanya naik tipis 0,12%.
Fokus Pasar: The Fed dan Data Ekonomi AS
Ketidakpastian ekonomi AS makin terasa usai data penjualan ritel Mei turun 0,9%, penurunan terbesar dalam empat bulan terakhir. Pasar kini menanti keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan hari ini, meski banyak analis memperkirakan suku bunga tetap.
"Yang menarik adalah proyeksi ekonomi terbaru The Fed. Bisa jadi ada sinyal perlambatan pertumbuhan dan potensi inflasi lebih tinggi," kata Erik Weisman dari MFS Investment Management.
Load more