Disebutkan Effendi, masih banyak yang harus dibiayai oleh pemerintah pusat, seperti contoh Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), dan air bersih.
“Bayangkan, satu-satunya kabupaten yang di danau, justru kekurangan air, yaitu air bersih untuk minum dan air untuk irigasi,” sebutnya.
Diungkapkan Effendi, yang juga Anggota DPR RI Komisi I, masih ada warga Samosir yang mandi dengan air tadah hujan, dan minum dari tadah hujan.
“Saya kira, pemerintah pusat harus melihat. Jangan hanya dijadikan destinasi super prioritas atau premium, tapi untuk kesejahteraan masyarakatnya masih belum diperhatikan,” ungkapnya.
Effendi juga mengharapkan kerja sama kepala-kepala desa dan seluruh aparat untuk bisa mendukung pembangunan Samosir ke depan, agar bisa lebih maju dan bisa melakukan hubungan yang baik dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, supaya bisa bersinergi.
“Bayangkan seperti semalam, saya sangat prihatin, saya nangis, melihat ada KKR (Kebaktian Kebangkitan Rohani), Pastor Andi Simon. Saya melihat, banyaknya warga Sumatera Utara atau Bangso Batak yang mengalami sedih, kesakitan, dan ini juga saya kira potret dari masyarakat kita, betapa kita terus menggebu-gebu membangun fisik, dermaga, jalan, tapi kita lupa untuk menyejahterakan manusianya,” Effendi menuturkan.
“Tadi malam yang datang itu puluhan ribu, itu hanya potret bagaimana gambaran peta kemiskinan identik, kadang-kadang dengan masyarakat yang belum sehat. Ini juga saya kira mudah-mudahan pemerintahan yang baru nanti bisa melihat, bukan hanya makan gratis, tapi juga menjadikan anak hebat, sehat, jiwa, raga dan juga rohaninya,” sambungnya.
Load more