Keterbatasan Tak Menghalangi Kawan Disabilitas Ikuti UTBK di Unesa
- tim tvOne
Surabaya, tvOnenews.com - Menempuh pendidikan perguruan tinggi tentu menjadi dambaan bagi banyak orang, termasuk para disabilitas. Keterbatasan yang dimiliki tak mengurungkan semangat mereka untuk mengikuti Ujian Tertulis Berbasi Komputer (UTBK) di Universitas Negeri Surabaya.
Di Kota Surabaya, pusat UTBK bagi kawan disabilitas digelar di Universitas Negeri Surabaya. Sebanyak tujuh peserta disabilitas mengikuti UTBK pada Kamis (24/4) sesi pertama. Lima diantaranya ialah kawan rungu sementara dua lainnya kawan netra.
Wakil Rektor Pendidikan Kemahasiswaan dan Alumni Unesa, Martadi menyebut, secara keseluruhan tidak ada yang berbeda baik tes yang diikuti disabilitas maupun non disabilitas dari segi soal dan durasi pengerjaan, yang membedakan hanyalah alat penunjang yang disiapkan untuk aksesibiltas peserta disabilitas. Diantaranya, alat bantu braille riglet dan stylus, serta screen recorder nvidia, untuk mengubah tampilan visual menjadi audio.
“Tentu kami memberikan layanan yang lebih, termasuk aplikasi yang digunakan. Untuk tuna rungun memang tidak ada persoalan karena soal itu dalam bentuk visual. Jadi mereka tidak ada kesulitan, jadi ruangan untuk mereka bersama dengan anak yang normal. Tetapi untuk tuna netra, ada di ruangan khusus kemudian aplikasi programnya khusus, namanya Nvidia. Jadi mereka tinggal mendengarkan kemudian menjawab,” ujar Wakil Rektor Unesa, Martadi.
Selama tes berlangsung, peserta disabilitas juga didampingi oleh dosen maupun mahasiswa dari berbagai prodi seperti Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan Bimbimgan Konseling, sebagai volunteer dan interpreter.
“Mereka sejak datang itu sudah ada pendamping khusus dari mahasiswa dan dosen PLB, karena mereka kan tidak familiar dengan lingkungan itu. Sehingga kemudian kita arahkan termasuk ketika ada kesulitan kita bimbing,” tambahnya.
Para disabilitas yang datang, berasal dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Timur yang didominasi asal Surabaya dan Sidoarjo. Meski persiapan tes dimulai sejak pukul enam pagi, para disabilitas tak keberatan berangkat usai salat subuh menuju kampus Unesa demi bisa mengikuti UTBK.
Peserta UTBK kawan netra, Ade Dwi Cahyo Putra mengaku, tak mengalami kendala selama proses pengerjaan tes berkat bantuan alat yang disiapkan.
“Ya seneng sih terus sempet tegang dikit, tapi berjalannnya waktu kahirnya tenang juga, selesai juga gak kerasa. Bersyukurnya nggak ada yang sulit, semua fasilitas sudah bisa dimanfaatin dengan bagus,” ujar Ade, peserta UTBK SNBT tuna netra, yang mendaftar prodi di Unesa.
Sementara kawan tuna netra lain yang berasal dari Sidoarjo, Abidah Ardelia Ramadhani mengaku cukup tegang karena baru pertama kali mengoperasikan komputer. Meski begitu, ia tetap bisa menyelesaikan UTBK sesuai waktu yang diberikan.
“Agak deg-degan sih jujur, baru pertama kali juga saya pegang komputer, jadi masih belum terlalu tahu awalnya. Banyak trial and errornya saya. Tapi alhamdulillah selesai,” paparnya.
Baik Ade, Abidah maupun kawan disabilitas lain berharap, semangat mereka dalam mengikuti UTBK berbuah manis, sehingga mereka bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan melanjutkan cita-cita. (far)
Load more