Bendungan Semantok Nganjuk Gagal Fungsi karena Permintaan Tak Terpenuhi, Petani Ancam Demo dan Golput Pemilu 2024
- Kasianto
Nganjuk, tvOnenews.com - Bendungan Semantok yang berada di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, telah diresmikan oleh Presiden Jokowi, Selasa, 22 Desember 2022 lalu. Semantok adalah bendungan ke-30 yang diresmikan selama masa pemerintahan Jokowi dan pembangunannya menelan anggaran yang tidak sedikit.
Pembangunan Bendungan Semantok menghabiskan dana sebesar Rp2,5 triliun. Dibalik nilai anggaran pembangunan yang begitu fantastis, Bendungan Semantok ternyata masih menyisakan masalah.
Salah satunya, petani yang jumlahnya mencapai 7000 kepala keluarga, belum bisa mengairi area pertanian dengan luasan hingga 3.202 hektare. Hal tersebut dibenarkan Ketua Gabungan GHIPPA Rejoso, yang sekaligus penggagas adanya Bendungan Semantok.
Ketua Gabungan GHIPPA Rejoso, Sono mengatakan, dengan adanya Bendungan Semantok, banyak permasalahan yang timbul dialami oleh masyarakat atau petani gagal panen.
"Bendungan Semantok itu, dulu awalnya itu dari kita-kita ini, bukan dari pemerintahan pusat ke daerah, dengan melalui beberapa kronologi diantaranya, kita harus memenuhi persyaratan, diantaranya pernyataan dari petani kurang lebih 7000 kepala keluarga, karena suplai air dari bening sudah tidak mencukupi," kata Sono, Kamis (13/9).
"Jadi, permasalahan saat ini dengan adanya Bendungan Semantok, masyarakat petani gagal panen yang jumlahnya mencapai 7000 kepala keluarga itu. 3.402 hektare area sawah atau kebunnya belum bisa teraliri air dari Semantok, dan Bendungan Semantok hanya mampu mensuplai air ke area pertanian cuma 25 persen dengan luasan kurang lebih 200 hektare,” ungkap Sono.
Menurut Sono, Bendungan Semantok gagal fungsi dan tidak bermanfaat padahal Bendungan Semantok diklaim sebagai bendungan kelas nasional yang mampu mengairi enam hektare lebih.
“Lha kok Bendungan Semantok yang katanya kelas nasional kok cuma mampu memenuhi kebutuhan air pertanian hanya kurang lebih 200 hektare saja, ini kan sangat lucu," ucap Sono.
"Padahal permintaan dari petani gagal panen berjumlah 7000 KK, Bendungan Semantok peruntukannya itu, harus bisa mensuplai air pada pertanian berjumlah 3.402 hektare," tegas Sono.
"Permintaan dari petani seperti itu, intinya dari waduk harus disuplai ke induk, setelah di induk bisa berjalan terus, kalau nanti setelah itu diadakan sudetan atau suplai sekunder, 3,402 hektare itu, inshaAllah itu bisa terairi semua," imbuh Sono.
Lebih lanjut Sono menambahkan, untuk saat ini seharusnya air dari Bendungan Semantok itu bisa dialirkan, tapi jalannya atau suplai sekundernya belum ada.
“Yang jelas kita minta sudetan dari waduk ke induk, ke induk dari Widas utara, segera di laksanakan sudetan itu, dan 3.402 itu bisa teraliri air,” tambahnya.
Dikonfirmasi apa hal tersebut sudah pernah dijanjikan oleh pemerintah, Sono menjawab “Janjinya itu saya tidak tahu, tapi ajuan awal kita kan seperti itu, dan oleh pemerintah pusat dari kementrian PUPR telah menyetujui.”
Sono menegaskan, jika permintaan para petani yang disebut petani gagal panen tersebut tidak terpenuhi. masyarakat yang jumlahnya 7000 kepala keluarga mengancam akan bergerak melakukan demontrasi.
"Tidak hanya itu bahkan, jika pemerintah tidak memenuhi apa yang menjadi permintaan petani yang jumlahnya 7000 kepala keluarga, mereka juga mengancam pada Pemilu 2024 mendatang akan melakukan gerakan Golongan Putih (Golput)," pungkas Sono. (kso/far)
Load more