Hanya Ada di Kabupaten Lumajang, Gerbas Tani, Konsep Petik dan Belanja Sayuran Langsung di Sawah

Lumajang, tvOnenews.com - Gerbas Tani kembali digelar di Desa Kedungrejo, Kecamatan Rowokangkung. Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, Kamis (3/8).

Dalam kesempatan itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyampaikan apresiasi kepada jajaran Pemerintah Desa Kedungrejo yang sudah memberikan inovasi untuk menyelesaikan permasalahan penjualan hasil pertanian di Desa Kedungrejo.

"Ini solusi dari permasalahan pertanian, ini inovasi yang memutus rantai antara petani dan orang yang membutuhkan hasil pertanian," ungkapnya.

Diketahui, Gerbas Tani merupakan salah satu inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan ekonomi dari hasil komoditas pertanian.

Gerbas Tani adalah Gerakan Belanja Sayur di Lahan Petani yang memiliki tujuan untuk menjembatani antara petani dan pembeli langsung. Para pembeli akan mendapatkan harga yang terjangkau lantaran tidak melalui pihak pengepul atau tengkulak, pembeli pun bisa membeli aneka hasil pertanian langsung dari lahannya, sehingga terjamin kesegarannya. Sedangkan petani mendapatkan harga yang tinggi karena pembeli merupakan konsumen langsung.

Gerbas Tani tahun ini, selain menyuguhkan beragam hasil pertanian, juga menyuguhkan aneka hiburan, seperti halnya Reog Ponorogo dan spot untuk berfoto.

"Selalu ada yang baru sejak dimulai tahun 2020, selalu ada inovasi baru, ini luar biasa," terang Bupati yang akrab disapa Cak Thoriq tersebut. 

Sementara itu, para pembeli yang datang ke lokasi acara mengaku sudah lama menunggu kegiatan tahunan ini. Selain bisa memperoleh sayur dan buah segar, para pembeli juga bisa memetik sendiri aneka sayuran yang dibutuhkan. 

"Ini tahun kedua saya datang ke sini. Sudah lama nunggu sebenarnya. Banyak keuntungan jika kita belanja sayur di sini. Selain segar dan harganya murah, kita juga bisa memetik sendiri aneka sayuran yang kita butuhkan," ujar Binar salah satu pembeli. 

Ke depan, Binar berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan setidaknya dua kali dalam setahun. Sebab, konsep jual beli sayuran secara langsung di lahan seperti ini, belum ada di wilayah lainnya. 

"Acara ini bisa juga dijadikan ajang wisata. Setidaknya setahun dua kali pelaksanaannya. Kalau cuma sekali, terlalu lama nunggu," pungkasnya. (wso/far)