Dikatakan lebih lanjut oleh Agus, upaya sosialisasi itu merupakan bentuk kegiatan preventif dengan memberikan pendidikan politik kepada pelajar sebagai pemilih pemula.
“Pada prinsipnya, Bawaslu mengajak semua masyarakat yang melihat terjadinya pelanggaran pemilu dapat melaporkannya kepada Bawaslu. Selain itu, kami juga berharap dengan adanya kegiatan ini para pelajar dapat memahami bagaimana politik yang baik dan dapat aktif menjadi pengawas partisipatif," terangnya.
Ditambahkan oleh koordinator divisi pencegahan, partisipasi masyarakat, dan hubungan nasyarakat Bawaslu Kabupaten Semarang, Muharom Al Rosyid, pelajar menjadi salah satu sasaran sosialisasi karena pada pesta demokrasi nanti akan menjadi pengalaman pertama mereka.
"Mereka harus paham siapa calon pemimpin yang akan dipilih, sehingga tidak bingung dalam memberikan hak pilihnya," imbuhnya.
Sementara itu, koordinator daerah akademi pemilu dan demokrasi (APD) Kabupaten Semarang, Syahrul Munir mengungkapkan pentingnya untuk menggandeng para pemilih pemula atau pelajar.
Mereka ini cukup melek informasi terutama dari media sosial, sehingga diharapkan bisa menjadi pengawas partisipatif terhadap berita hoax kaitannya dengan Pemilu 2024.
"Sehingga sikap kepedulian untuk meluruskan disinformasi tersebut sangat dibutuhkan agar tercipta situasi yang kondusif," ujarnya.
Load more