Hokky Caraka Disoraki di Laga Timnas Indonesia U-23 Vs Thailand, Erick Thohir Gusar dan Langsung Pasang Badan: Tidak Lumrah!
- Tim tvOne/Ilham Giovani
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan tanggapan soal Hokky Caraka yang mendapat sorakan di pertandingan Timnas Indonesia U-23 melawan Thailand U-23.
Hokky Caraka menjadi sorotan pada pertandingan semifinal Piala AFF U-23 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Jumat (26/7/2025).
Pasalnya, sehari sebelumnya Hokky Caraka melalui akun Instagram-nya menyampaikan somasi kepada lima akun yang telah menghujat serta melakukan pelecehan seksual.
Hal ini merupakan buntut dari penampilan pemain berusia 20 tahun tersebut yang dianggap kurang maksimal saat memperkuat Garuda Muda di Piala AFF U-23 2025.
- tvonenews.com - Ilham Giovani
Sepanjang turnamen tersebut, Hokky Caraka belum berhasil mencetak gol atau assist. Berbanding terbalik dengan Jens Raven yang sudah mencetak tujuh gol di Piala AFF U-23.
Dalam pertandingan melawan Thailand U-23, pemain PSS Sleman ini masuk pada babak kedua menggantikan Frengky Missa. Namun, tidak banyak kontribusi yang diberikan.
Saat bermain pun, banyak suporter yang menyoraki setiap kali Hokky Caraka sedang memegang bola. Hal ini pun menjadi perhatian serius dari Erick Thohir.
Erick Thohir mengungkapkan, Hokky Caraka merupakan pemain yang memiliki mental sangat kuat. Namun, dia menegaskan bahwa pemain tidak seharusnya mendapat bully.
- tvonenews.com - Taufik Hidayat
"Saya yakin Hokky punya mental yang kuat. Kalau kritik itu lumrah, tapi bully tidak lumrah. Ini beda loh," ujar Erick Thohir usai laga kontra Thailand.
"Jangan dikonotasikan kritik sama bully sama loh. Kalau kritik, kenapa begini? Harusnya begini. Kalau bully kan menyerang macam-macam," sambungnya.
Dia menegaskan, kritik merupakan hal yang wajar di dunia sepak bola. Bahkan, hal tersebut dibutuhkan agar para pemain bisa berkembang menjadi lebih baik.
"Tinggi badan, dia ancam-ancam. Itu bully loh. Kemarin ada video viral, anak kecil ditempel di tembok, dipukulin, diginiin segala. Itu bully. Kita kembali harus membedakan kritik atau bully. Kalau kritik, memang tidak apa-apa," lanjutnya.
Load more