Rekam Jejak Lintas Negara, Akira Higashiyama Dipuji Setinggi Langit Usai Bawa Timnas Indonesia Putri U-19 Ukir Sejarah di Piala AFF
- PSSI
Jakarta, tvOnenews.com - Pelatih Timnas Indonesia Putri, Satoru Mochizuki, mengaku bangga dengan pencapaian pelatih timnas U-19 putri, Akira Higashiyama, yang sukses mempersembahkan medali perunggu pada ajang Piala AFF Putri U-19 2025.
Prestasi tersebut diraih hanya sekitar 10 hari setelah Akira resmi ditunjuk oleh PSSI sebagai pelatih kepala.
"Saya sangat senang dengan Coach Akira. Belum lama datang, tapi sudah memberikan prestasi. Itu membanggakan. Di peringkat tiga AFF kemarin. Saya rasa kemampuan dalam latihannya para pemain muda ini cukup tinggi," ujar Mochizuki saat memimpin sesi latihan timnas putri jelang Kualifikasi Piala Asia Putri 2026 di Dewa United Arena, Kabupaten Tangerang, Rabu (25/6/2025).
Dalam gelaran Piala AFF U-19 Putri 2025, Indonesia tergabung di Grup B bersama Thailand, Malaysia, dan Kamboja.
Garuda Pertiwi muda sempat menelan kekalahan 1-6 dari Thailand di laga pembuka, kemudian bangkit dengan hasil imbang 1-1 melawan Kamboja, serta menang telak 4-0 atas Malaysia.
Dengan empat poin, Indonesia menempati posisi kedua grup dan melaju ke semifinal.
Langkah Indonesia terhenti di babak semifinal setelah dikalahkan Vietnam 0-4.
Namun, pada laga perebutan tempat ketiga, Indonesia tampil penuh semangat dan meraih kemenangan dramatis 6-5 atas Myanmar.
Capaian ini menjadi awal menjanjikan dari Akira Higashiyama dalam kiprahnya membina sepak bola putri Indonesia.
Mochizuki berharap dapat menjalin kolaborasi lebih erat dengan sesama pelatih asal Jepang itu guna membangun kekuatan tim nasional secara menyeluruh.
"Saya ingin berdiskusi lebih lanjut dengan Coach Akira. Kami ingin membangun tim nasional Indonesia ke arah yang lebih baik dengan menyatukan visi dan kami ingin memperkuat tim secara menyeluruh ke depannya," ujar Mochizuki.
Akira Higashiyama merupakan pelatih berpengalaman yang berasal dari Sakai, Prefektur Fukui, Jepang. Ia memiliki rekam jejak lintas negara, baik sebagai pemain maupun pelatih.
Karier sepak bolanya dimulai sejak usia 9 tahun, sebelum berkarier profesional di Thailand, Kamboja, Mongolia, dan Selandia Baru.
Seusai pensiun, ia melatih FC Ulaanbaatar di Liga Utama Mongolia dan sempat menjadi bagian dari pengembangan sepak bola muda di Thailand dan Selandia Baru.
Load more