Mendorong Inklusi Jaminan Sosial bagi Pekerja Informal
- Julio Trisaputra-tvOne
Namun regulasi, betapapun baiknya, tidak cukup jika tidak dibarengi langkah konkret di lapangan. Tantangan yang mengadang tidak sedikit.
Pertama, keterbatasan data pekerja informal membuat sulitnya perencanaan yang tepat sasaran.
Kedua, minimnya sosialisasi menyebabkan banyak pekerja tidak mengenal manfaat program.
Ketiga, iuran yang bersifat seragam masih kurang fleksibel untuk kelompok dengan penghasilan musiman.
Inovasi, Kolaborasi, dan Kehadiran Negara
Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan pendekatan yang lebih kreatif dan inklusif. Inovasi dalam desain program, misalnya, dapat dilakukan dengan menyediakan opsi iuran musiman untuk petani atau nelayan, sehingga pembayaran bisa disesuaikan dengan siklus pendapatan mereka.
Skema berbasis komunitas juga penting, di mana koperasi, asosiasi profesi, atau kelompok usaha bersama menjadi penghubung bagi anggotanya untuk mendaftar dan membayar iuran secara kolektif.
Sejumlah daerah telah menginisiasi langkah konkret melalui program Perlindungan Pekerja Rentan (PERISAI) yang digulirkan BPJS Ketenagakerjaan bersama pemerintah daerah.
Program ini memberikan subsidi iuran bagi pekerja rentan sehingga mereka bisa memperoleh perlindungan dasar. Hasilnya cukup positif, ribuan pekerja di daerah terpencil kini bisa merasakan manfaat jaminan sosial.
Selain inovasi program, kolaborasi lintas sektor juga sangat penting. Pemerintah pusat tidak bisa bekerja sendiri. Dinas ketenagakerjaan, pemerintah desa, asosiasi profesi, hingga organisasi masyarakat sipil harus ikut terlibat dalam sosialisasi dan implementasi.
Di banyak tempat, komunitas lokal terbukti lebih efektif meyakinkan pekerja untuk bergabung, karena memiliki kedekatan sosial dan kepercayaan.
Namun lebih dari itu, negara harus menunjukkan kehadirannya secara nyata. Kehadiran yang bukan sekadar dalam bentuk regulasi atau sosialisasi, tetapi melalui kebijakan afirmatif yang benar-benar meringankan beban pekerja informal.
Belajar dari Thailand dan Filipina, subsidi iuran terbukti menjadi instrumen ampuh memperluas kepesertaan. Indonesia pun bisa mengambil pelajaran serupa dengan menyesuaikan kondisi fiskal.
Dengan inovasi yang tepat, kolaborasi lintas sektor yang erat, serta kehadiran negara yang konsisten, maka inklusi jaminan sosial bagi pekerja informal dapat diwujudkan.
Panggilan Moral dan Investasi Sosial
Menjadikan jaminan sosial sebagai hak dasar yang bisa diakses semua pekerja, termasuk sektor informal, bukan hanya akan memperkuat jaring pengaman sosial.
Load more