Kita terjebak dalam lingkaran aktivitas yang terasa rutin saja, kegiatan lima tahunan yang tak menggairahkan pemikiran, tidak berguna untuk kehidupan, seringkali tidak masuk akal.
Berhadapan dengan politik sebagai ritus tanpa makna semacam ini saya ingat dengan kutukan yang diterima Sisifus dalam buku Le Mythe de Sisyphe (Mitos Sisifus) yang ditulis sastrawan Albert Camus.
Alkisah karena menentang Dewa Zeus, Sisifus dihukum harus mendorong batu raksasa ke puncak gunung untuk kemudian dijatuhkan lagi. Sisifus harus kembali mendorong batu ke puncak gunung untuk kembali dijatuhkan ke bawah, lalu harus didorong lagi ke puncak gunung, begitu seterusnya. Sebuah tindakan absurd, sia-sia, tanpa makna.
Namun, saya bersyukur, pemilu 2024 tak segelap itu. Ternyata selalu ada cahaya di ujung terowongan. Banyak orang yang saya pikir dengan kesadaran akan mendatangi TPS dengan sikap tidak akan mencari pemimpin yang sempurna, namun mencegah yang paling buruk berkuasa.
Sebuah ijtihad yang sebenarnya sudah diperingatkan kitab suci:
“Waspadalah kamu semua terhadap bencana yang sekali kali tidak secara khusus hanya menerima orang orang yang jahat saja di antara kamu” (QS.al-Anfal/8:25).
Load more