Dalam permohonan maaf pemerintah Belanda ini ada beberapa bahasa yang dipakai selain bahasa Inggris, yakni Papiamento (bahasa di Kepulauan Karibia), dan Sranan Tongo (bahasa Suriname).
Pada pidatonya tersebut Mark Rutte juga mengucapkan maaf atas tindakan negara Belanda yang memungkinkan, mendorong, dan mengambil keuntungan dari perbudakan.
“For centuries, the Dutch state and its representative facilitated, stimulated, preserved, and profited from slavery (Beberapa abad, pemerintah Belanda dan perwakilannya telah memfasilitasi, mendorong, melestarikan, dan mengambil keuntungan dari perbudakan),”ungkap perdana menteri Belanda tersebut. (Lsn)
Load more