Bagi Negara-negara G20, Pemulihan dan Ketahanan Negara Berkembang Sangat Penting Artinya
- (Diskominfo Babel)
Suharso juga membahas tentang diperlukannya perlindungan sosial di masa pandemi Covid-19. Meskipun terjadi peningkatan program perlindungan sosial selama pandemi, namun lebih dari 4 miliar penduduk di dunia masih belum tercakup dalam sistem perlindungan sosial untuk memastikan resiliensi masyarakat dalam menghadapi guncangan dan krisis.
Indonesia sebagai presidensi G20, memfokuskan prioritas pada inisiatif perlindungan sosial adaptif yang sangat sesuai untuk memitigasi dan beradaptasi lebih baik terhadap berbagai guncangan, seperti pandemi, bencana alam, dan bencana akibat perubahan iklim.
Fase pemulihan ini, kata Suharso, bisa menghasilkan kesempatan untuk bertransisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan melalui implementasi ekonomi hijau dan ekonomi biru. Sebab, dalam laporan Intergovernmental Panel on Climate change (IPCC), lebih dari 3 miliar penduduk dunia atau hampir setengah dari populasi dunia, hidup di daerah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.
“Skala tantangan yang kita hadapi saat ini membutuhkan kerjasama global yang lebih kuat dari sebelumnya,” ujarnya.
Presidensi G20 Indonesia, juga mengusung isu blended finance sebagai mekanisme pembiayaan inovatif untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan tujuan pembangunan berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan merumuskan prinsip-prinsip blended finance yang merefleksikan perspektif dan konteks penerima yaitu negara berkembang, negara terbelakang, dan negara berkembang pulau kecil.
Suharso pun menekankan tentang pentingnya menghidupkan kembali multilateralisme dalam mengatasi tantangan global dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Ia menilai multilateralisme saat ini masih belum kuat karena masih ada negara yang kesulitan menjalani pemulihan dan mengejar pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan karena pandemi COVID-19.
Pertemuan DMM G20 akan mengkonkritkan hasil diskusi yang sudah dilakukan Development Working Group selama setahun serta memperkuatnya dengan komitmen politik.
“Para menteri terhormat, kita di sini mewakili negara kita untuk mengatasi tantangan pembangunan. Kita membawa misi berbeda-beda dan didorong visi yang beragam, tetapi saya percaya bahwa kita membagi keprihatinan yang sama bahwa setiap orang di dunia berhak menikmati pembangunan pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, dan seimbang,” ujarnya. (hw/mut)
Load more