Dengan Rasa Bangga, Ayah Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ceritakan Anaknya yang Berprestasi: Kini Kenyataannya Lain…
- Kolase tvOnenews.com/ Breaking News, tvOne/ Antara
tvOnenews.com - Insiden bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur ambruk pada Senin (29/9/2025) saat ratusan santri sedang melaksanakan shalat Ashar.
Berdasarkan laporan dari Tim SAR gabungan, hingga saat ini Sabtu (4/10/2025) tercatat keseluruhan jumlah korban mencapai 167 orang.
Dari jumlah tersebut, 103 orang berhasil selamat, 14 orang meninggal dunia, dan satu orang kembali ke rumah tanpa memerlukan perawatan medis.
Sementara itu, masih ada 49 orang yang hingga kini masih belum ditemukan. Salah satunya yaitu seorang santri bernama Muhammad Irham Ghifari.
Muhammad Faisol, seorang ayah dari santri yang menjadi korban, Muhammad Irham Ghifari (16) kelas 1 SMA menceritakan komunikasi terakhirnya bersama sang anak.
Ia mengetahui kejadian runtuhnya bangunan Musholla yang berada di area pondok pesantren ini dari teman korban.
“Dari teman korban, sempat menginformasikan kalau bagaimana keadaannya Irham? Pada waktu itu saya masih di rumah. Saya katakan baik-baik saja,” ungkap Muhammad Faisol dalam wawancara pada tayangan Breaking News, tvOne.
Demikian jawaban Faisol lantaran dirinya baru saja berkomunikasi dengan sang anak pada pukul 1 siang, disaat santri sedang istirahat setelah shalat dhuhur.
“Karena waktu sebelum kejadian itu jam 1 sempat telpon saya kalau transfernya sudah masuk,” ujarnya.
- Breaking News, tvOne
Saat ditanya mengenai kabarnya, Irham menjawab ayahnya bahwa kondisinya baik-baik saja. Tetapi Faisol masih belum mengetahui kejadian ini.
“Jadi setelah kejadian jam 4 itu, wali santri teman korban yang tanya tentang kabarnya Irham saya jawab baik-baik saja. Anaknya telpon saya.” kata Faisol.
Kemudian, Faisol dikirimkan sebuah foto dokumentasi dari bangunan Pondok Pesantren yang rubuh di tempat Irham menuntut ilmu, sontak membuatnya terkejut.
Faisol segera menghubungi para ustaz atau pengasuh pondok pesantren yang biasanya dekat dengan Irham, namun tidak ada satupun yang menjawab telponnya.
Sehingga hal ini membuatnya langsung memutuskan untuk pergi ke Ponpes Al Khoziny untuk memantau di lokasi kejadian.
Hanya selang tiga jam dari saat menelepon, Irham hingga kini belum ada kabar mengenai kesehatan maupun keberadaannya.
- Naufal Ammar Imaduddin-Antara
Menurut Faisol, Irham Ghifari sudah 4 tahun berada di pondok pesantren. Ia mengaku cukup betah dan berusaha untuk tidak pulang kalau belum saatnya liburan pesantren.
Sang ayah mengatakan Irham Ghifari merupakan anak yang berprestasi dalam sekolahnya.
“Saya juga bersyukur waktu itu sempat meraih bintang pelajar, dengan berbagai penghargaan, seperti piala, piagam, juga dari Bapak KH Mujib Abdussalam itu sempat diberi Sorban gitu,” jelasnya dengan rasa bangga.
Faisol mengungkapkan bahwa anaknya pada hari ini (4/10/2025), seharusnya akan mengikuti lomba kajian kitab kuning untuk mewakili sekolahnya. Namun kini kenyataannya telah berbeda.
“Dia sempat telpon ‘nanti tanggal 4 saya perwakilan dari pondok untuk mengikuti lomba kajian kitab kuning. Mohon doanya bapak biar lancar’,” terangnya sambil menirukan percakapan dengan Irham Ghifari.
“Maunya hari ini saya ingin menyuport, ingin hadir, tapi kenyataannya lain,” sambungnya.
Setelah 5 hari dari kejadian itu, Muhammad Irham Ghifari masih belum ditemukan. Faisol berharap Tim SAR gabungan dapat segera menemukan anaknya.
(kmr)
Load more