Menko PM Cak Imin Minta Masyarakat Waspada Jika Ada Lowongan Kerja ke Kamboja dan Myanmar: Jangan Terjebak Iming-Iming Gaji Besar
- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin meminta masyarakat berhati-hati untuk pergi mencari kerja ke Negara Kamboja dan Myanmar.
Hal itu diungkapkannya saat menjawab pertanyaan mengenai masih banyaknya Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang terjebak dengan iming-iming gaji besar di negara tersebut.
"Para pekerja jangan terjebak iming-iming gaji besar yang palsu, ternyata jebakan untuk bagian dari sistem eksploitasi. Termasuk kita harus hati-hati ke Kamboja, ke Myanmar," ungkap Cak Imin dalam keterangannya, Sabtu (9/8).
Tak hanya itu, Cak Imin juga meminta masyarakat untuk waspada jika ada tawaran bekerja di daerah perang yakni perbatasan antara Thailand dan Myanmar yang tengah memanas beberapa waktu lalu.
"Perbatasan Thailand dan Myanmar juga kita jangan pernah kesana," ucapnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat harus selektif dalam mencari lokasi tempat bekerja. Termasuk, lowongan pekerjaan yang sering ditawarkan di media sosial.
"Warga bangsa benar-benar harus selektif memilih bekerja di luar negeri dan jangan percaya info Facebook yang belum tentu akurat," tandasnya.
Sekadar informasi, pemberitaan mengenai pekerja asal Indonesia yang menjadi korban online scam ramai diperbincangkan beberapa waktu lalu.
Terakhir, pemerintah berhasil menyelamatkan 554 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban online scam di Myanmar.
Pemulangan para korban online scam ini dilakukan secara bertahap yang dimulai pada Selasa (18/3) dan Rabu (19/3).
Adapun pada hari Selasa total korban yang berhasil dipulangkan sebanyak 400 orang, semantara pada Rabu pemerintah mendaratkan 154 korban lainnya.
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding menyebut, rata-rata yang menjadi korban merupakan anak muda.
"Rata-rata ini sebenarnya ada anak muda ya. Ada anak muda yang memang terjebak karena iming-iming lewat biasanya lewat orang lain, lewat online," ucap Karding. (aha/dpi)
Load more