Viral di Media Sosial Isu Hasil Autopsi Diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan, Berani Sebut Lakban Warna Kuning Itu Simbol Warning, Kompolnas: Kalau Mau Analisa Macam-Macam Boleh, Tapi...
- Tangkapan layar unggahan akun Instagram @nationalsecurity.id
Jakarta, tvOnenews.com - Viral di media sosial terkait isu hasil autopsi diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan yang tewas terlilit lakban di indekosnya di kawasan Jakarta Pusat pada Selasa (8/7/2025) lalu.
Akun media sosial Instagram itu mengklaim sebagai National Security.
Dalam unggahannya yang dilihat pada Kamis (24/7/2025), mereka menyebut bahwa lakban berwarna kuning yang melilit kepala diplomat muda itu merupakan simbol warning dari pihak tertentu atau dalam hal ini pihak yang menyenyapkan nyawanya.
Berikut keterangan yang ditulis unggahan viral yang telah disukai 20.000 lebih akun tersebut:
Bukti Fisik Pendukung
1. Jenazah dibungkus plastik dan direkatkan dengan lakban kuning—teknik yang biasa digunakan dalam operasi penghilangan jejak/simbol warning (warna lakban)
2. Tidak ditemukan tanda bunuh diri (tidak dan bekas jejak racun yang fatal)
3. Tanda di tubuh bagian perut kiri Bawah menyerupai kode/simbol yang belum berhasil dipecahkan
4. Kunci pintu tidak rusak diduga pelaku memiliki akses langsung atau korban dikuasai terlebih dahulu dalam keadaan tak berdaya.
Unggahan yang viral di media sosial itu menyebutkan ada pembengkakan pembuluh darah di otak, terdapat memar di wajah dan lengan hingga menyebut bahwa bukti visual memar tersebut diabaikan dalam narasi media yang menyimpulkan korban "bunuh diri".
Terkait pernyataan yang viral itu, Kompolnas buka suara.
“Kalau analisis macam-macam boleh saja tapi mohon dikembalikan lagi untuk menganalisis berdasarkan kondisi faktual dalam peristiwa tersebut,” kata Komisioner Kompolnas Choirul Anam.
Menurut dia, analisis yang tidak berdasarkan kondisi faktual tidak akan membantu menyelesaikan masalah.
“Kalau enggak ya kemana-mana itu. Enggak bantu keluarga, enggak bantu penegak hukum,” ucapnya.
Dia menambahkan spektrum tempat yang dilacak tidak hanya di kos-kosan saja melainkan secara menyeluruh.
Bahkan, kata dia, CCTV di indekos saja tidak hanya dilihat pihaknya dalam peristiwa tanggal 7 dan 8 saja, tapi juga sebelumnya dilihat.
“Sampai detik ini belum ada hasil autopsi. Jadi kalau berdasarkan hasil autopsi begini, begini, begini saya juga baca,” terang dia.
Dia pun meminta semua pihak untuk menghargai keluarga Arya Daru yang kehilangan dengan tidak berspekulasi.
Load more