Beredar Isu Hasil Autopsi Diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan hingga Berani Sebut Ada Tanda di Perut Kiri yang Belum Terpecahkan, Kompolnas Bilang Begini...
- Tangkapan layar unggahan akun Instagram @nationalsecurity.id
Jakarta, tvOnenews.com - Beredar isu hasil autopsi diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan yang tewas dengan kepala terlilit lakban di indekosnya di kawasan Jakarta Pusat pada Selasa (8/7/2025) lalu.
Akun yang mengklaim sebagai National Security itu bahkan memaparkan kondisi Arya Daru setelah dinyatakan meninggal dunia.
Unggahan yang di-posting beberapa waktu lalu di Instagram itu disukai hingga 22.000 akun lebih.
Akun tersebut mengunggah narasi berikut ini:
Hasil Autopsi Internal NSA RI
1. Luka Luar: Memar pada wajah, sekitar hidung dan mulut (indikasi pukulan atau pencekikan), ada memar di kedua lengan. Konsisten dengan upaya penahanan atau ikatan, tidak ada luka terbuka signifikan, namun ada lecet di leher (kemungkinan kain yang ditekan)
2. Temyan Organ Dalam: Paru-paru korban berwarna ungu dan berisi cairan indikasi asfiksia berat (kehabisan oksigen), ada pembengkakan pembuluh darah otak hipoksia otak (kekurangan oksigen kronis), cedera di kepala belakang dugaan pukulan benda tumpul, pendarahan ringan di ginjal korban, trauma tumpul (tendangan/benturan)
3. Analisis Toksikologi: Negatif terhadap narkotika atau alkohol, terdapat senyawa sedatif ringan kemungkinan untuk melumpuhkan korban, tidak ditemukan tanda keracunan mematikan
Lalu akun tersebut juga menyebut adanya bukti fisik pendukung.
"Jenazah dibungkus plastik dan direkatkan dengan lakban kuning—teknik biasa digunakan dalam operasi penghilangan jejak/simbol warning (warna lakban)," tulisnya.
"Tanda di tubuh bagian perut kiri bawah menyerupai kode/simbol yang belum berhasil dipecahkan," katanya lagi.
Terkait hal ini, Kompolnas buka suara.
“Kami, apalagi saya background aktivis HAM, menghargai semua analisa atas peristiwa karena itu jadi bagian dari kontrol publik terhadap sebuah peristiwa. Tapi kami mengharapkan analisa itu berdasarkan fakta yang valid, proses yang valid,” ujar Komisioner Kompolnas Choirul Anam dikutip pada Kamis (24/7/2025).
Dia pun meminta semua pihak untuk menghargai keluarga Arya Daru yang kehilangan dengan tidak berspekulasi.
“Hargai keluarga yang kehilangan anggota keluarga. Hargai juga rekan-rekan polisi yang bekerja dengan pendekatan saintifik,” terangnya.
Dia menyebut hingga saat ini belum ada hasil autopsi.
Load more