Ada Kabar Buruk, Semua Warga Indonesia Diminta Harus Waspada pada Senin 2 Juni 2025
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com -Â Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membeberkan kabar buruk yang terjadi di sejumlah daerah Indonesia pada Senin (2/6/2025).
Oleh karenanya, semua warga Indonesia diimbau untuk waspada sepanjang hari ini.
Termasuk mengimbau nelayan, pelaku jasa pelayaran dan masyarakat waspada terhadap potensi tinggi gelombang laut Banten mencapai 4.0 meter (tinggi) sepanjang hari ini.
BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kelas 1 Serang memprakirakan potensi tinggi gelombang laut Banten sepanjang hari ini berkisar antara 2,5 – 4,0 meter meliputi Perairan Selat Sunda Barat Pandeglang, Perairan Selatan Pandeglang dan Perairan Selatan Lebak.
Tiupan angin bergerak dari arah timur laut hingga tenggara dengan kecepatan 05 – 25 km/jam dan suhu udara 23 - 34°C dengan tingkat kelembapan udara 55 – 90 persen.
Dengan demikian, nelayan, pelaku jasa pelayaran dan wisatawan agar mewaspadai potensi tinggi gelombang laut Banten 4.0 meter
Selanjutnya, pagi hari cerah berawan dan siang hari cerah berawan - berawan hujan ringan di Cibeber dan Lebakgedong.
Sedangkan malam hari berawan hujan ringan di Tigaraksa, Balaraja, Pagedangan, Jambe, Ciledug, Tangerang, Serpong,dan Ciputat
Pada dini hari berawan hujan ringan di Teluknaga, Kosambi dan Tangerang.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan berdasarkan laporan BMKG bahwa tinggi gelombang selatan Lebak mencapai 4.0 meter.
Dengan begitu, nelayan tradisional di perairan itu agar waspada guna menghindari kecelakaan laut.
Selain itu, pelaku pelayaran, seperti kapal tongkang, kargo, Feri dan masyarakat agar waspada potensi tinggi gelombang perairan Selatan Lebak hingga 4.0 meter.
"Peringatan kewaspadaan itu untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak terjadi kecelakaan laut," imbuh dia dalam keterangannya, Senin (2/6/2025).
Selain itu, BMKGÂ memprakirakan hujan lebat masih berpotensi di sejumlah wilayah Jawa Tengah (Jateng) meskipun sebagian daerah di provinsi itu telah memasuki musim kemarau.
"Berdasarkan peringatan dini cuaca dan iklim Provinsi Jawa Tengah periode dasarian pertama bulan Juni 2025 yang dikeluarkan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II, hujan lebat masih berpotensi terjadi di 10 kabupaten hingga 3 Juni," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap.
Adapun 10 kabupaten yang berpotensi terjadi hujan lebat itu meliputi Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Temanggung, Purworejo, Sragen, dan Grobogan.
Akan tetapi, potensi hujan lebat itu tidak merata di seluruh wilayah masing-masing kabupaten, melainkan hanya di beberapa kecamatan atau bersifat sporadis.
"Meskipun terdapat 10 kabupaten yang masih berpotensi terjadi hujan lebat, hanya dua kabupaten yang berstatus waspada curah hujan tinggi, yakni Wonosobo dan Karanganyar, karena curah hujan di dua kabupaten ini diprakirakan mencapai kisaran 150-200 milimeter per dasarian," katanya.
Berdasarkan informasi peringatan dini cuaca dan iklim yang dikeluarkan BBMKG Wilayah II juga disebutkan bahwa dari 54 zona musim (ZOM) di Jateng, sebanyak 5 ZOM diantaranya telah memasuki musim kemarau pada dasarian kedua bulan Mei.
Kelima ZOM tersebut terdiri atas Jateng 12 yang meliputi Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan bagian utara, Pemalang bagian utara, dan Tegal bagian timur laut.
Selanjutnya, Jateng 23 yang meliputi sebagian besar Kabupaten Batang bagian utara, Jateng 24 yang meliputi sebagian Batang bagian timur laut, sebagian Demak bagian barat, Kendal bagian utara, dan Kota Semarang bagian utara.
Selain itu, Jateng 51 yang meliputi Kabupaten Blora bagian barat dan sebagian kecil wilayah Grobogan, serta Jateng 52 yang meliputi Blora bagian selatan, Grobogan bagian Tenggara, sebagian kecil wilayah Sragen bagian timur laut.
"Berdasarkan hasil monitoring indeks Indian Ocean Dipole (IOD)) dan El Nino-Southern Oscillation (ENSO) periode dasarian kedua bulan Mei 2025 menunjukkan indeks IOD berada pada kategori Netral dan diprediksi akan tetap berada pada fase netral hingga semester kedua tahun 2025," kata Teguh.
Selain itu, indeks ENSO juga dalam kategori netral dan diprediksi akan tetap berada pada fase netral hingga semester kedua tahun 2025.
Kemudian, anomali suhu permukaan laut di Nino3,4 akan terus pada fase netral hingga November 2025.
Anomali suhu permukaan laut perairan Indonesia periode Juni hingga November 2025, secara umum akan didominasi oleh normal hingga anomali positif atau lebih hangat dengan kisaran nilai 0,5 hingga 2 derajat Celcius.
"Kiranya informasi ini bisa dijadikan kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak ikutan dari kedua kondisi tersebut (potensi hujan lebat dan musim kemarau, red)," tuturnya.(ant/lkf)
Load more