Dokter Residen Anestesi PPDS Kampus di Bandung Diduga Perkosa Penunggu Pasien di RSHS, Kronologinya Viral: Habis Crossmatch Bukan Cuma Tangan yang Sakit, Tapi Kemaluan
- Rubby Jovan-Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Dokter residen anestesi PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) kampus di Bandung diduga memperkosa penunggu pasien di RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin).
Kasus pemerkosaan pasien ini menjadi viral di media sosial pada Selasa (8/4/2025). Salah satunya disebarkan oleh dokter sekaligus konten kreator @drg.mirza di Instagram-nya.
Berikut kronologi yang dituangkan dalam chat:
Assalamualaikum dok. Izin saya mendapat informasi bahwa ada dua residen anestesi PPDS FK XXX (nama kampus di Bandung) melakukan pemerkosaan kepada penunggu pasien dengan menggunakan obat bius. (Terdapat bukti CCTV lengkap). Keluarga pasien menuntut secara hukum kepada dua residen.
Jadi ada pasien bapak-bapak dirawat di ICU ditungguin sama anaknya (cewek). Pasiennya pre-op, perlu darah. Nah, sama si pelaku ditawarin ke anak pasien, crossmatch-nya sama saya saja biar cepat prosesnya.
Dibawalah pasien ke gedung MCHC lantai 7 which is gedung baru. Lantai 7-nya masih kosong. Di lantai 7 korban disuruh ganti baju pakai baju pasien. Terus dipasang akses IV.
Menurut gue pasiennya juga enggak paham sih prosedur crossmatch kek gimana makannya manut-manut wae. Terus dimasukkin Midazolam terus terjadi. Kejadiannya tengah malam.
Si pelakunya itu nunggu sampai paseinnya agak sadar sekitar jam 4 pagi. Pelaku kelihatan poko e mondar-mandir di lorong lantai 7.
Korbannya sadar sekitar jam 4/5 pagian terus kelihatan jalan di lorong lantai 7 tapi sambil agak sempoyongan gitu.
Terus abis crossmatch itu pasiennya tuh ngeluh kok yang sakit bukan cuma tangan bekas akses IV tapi di kemaluan juga sakit. Akhirnya si korban minta visum ke SPOG.
Ketahuanlah ada bekas sperma. Terus di MCHC 7 itu juga setelah dicek ada bekas sperma bercecer-cecer di lantai. Besoknya MCHC 7 dipasang police line.
Disclaimer: Berita ini dibuat berdasarkan fenomena yang viral di media sosial. Belum ada konfirmasi secara langsung dengan pihak kampus atau yang bersangkutan.
Direktur RSHS Bandung Rachim Dinata Marsidi akhirnya buka suara. RSHS menyebut kasus ini sudah ditangani polisi.
Load more