tvOnenews.com - Polemik pada kelanjutan proyek pengembangan Rempang Eco-City yang telah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tahun 2023, terus mendapatkan perhatian dari beberapa pihak termasuk Presiden Joko Widodo.
Dilansir dari bpbatam.go.id, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait mengatakan bahwa nilai investasi yang akan masuk ke proyek pengembangan Rempang Eco-City ditaksir mencapai Rp381 triliun hingga tahun 2080. Diharapkan pengembangan Pulau Rempang diharapkan dapat memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi (Spillover Effect) bagi Kota Batam serta kabupaten/kota lain di Provinsi Kepri.
Selain itu, Badan Pengusahaan (BP) Batam mengklaim telah menyediakan menyediakan lahan ratusan hektare untuk masyarakat Rempang yang terdampak proyek Rempang Eco City. Lahan seluas 471 hektare tersebut berada di tepi Perairan Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau untuk permukiman baru khusus dibangun bagi masyarakat Rempang terdampak pergusuran.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan, total ada 3.000 kavling yang akan dibangun berlokasi tepatnya di Dapur 3, Galang, Kota Batam. Lahan tersebut masih berada di satu garis pantai dengan lokasi warga sebelumnya di Rempang, dan ditargetkan pada akhir 2014 pemukiman tahap I itu dapat dihuni masyarakat.
Masyarakat menolak
Namun proyek pengembangan Rempang Eco-City ini mendapatkan penolakan dari masyarakat setempat. Kepada tvOne, Salah satu tokoh masyarakat Pulau Rempang Sudirman mengaku sudah lama mengetahui tentang proyek strategis nasional pemerintah Rempang Eco City di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau tersebut.
Load more