Atauro, Timor Leste - Jarum jam menunjukkan pukul 8 malam. Warga Atauro nampak riang bergoyang di bawah rona langit yang hitam. Mereka gembira berdendang, ikut lantunan musik berbalur lampu-lampu disko bernuansa temaram.
Cahaya terang lampu panggung mengernyitkan dahi. Melukis langit hitam Atauro sampai berwarna pelangi.
Satu-persatu peserta lomba menghampiri, menanti giliran naik ke atas panggung untuk beraksi.
Pesta rakyat tengah berlangsung di Atauro. Pemeritah Timor Leste ingin mengangkat potensi pariwisata, yang tujuannya menarik jutaan pasang mata.
Festival ini berlangsung selama empat hari, yang berakhir pada Kamis 24 November nanti. Ada berbagai macam pertunjukkan yang tersaji dalam acara bertajuk musik dan budaya ini.
Selain penampilan baju adat dari 14 distrik,ada pula aksi penyanyi lokal yang memeriahkan pesta di Atauro. Beraneka macam lagu mereka bawakan, mulai dari musik lokal sampai dunia.
Dongkrak Ekonomi Warga
Festival musik dan budaya di Atauro ini tidak hanya menghadirkan pertunjukkan adat dan budaya. Pemerintah Timor Leste juga menyediakan berbagai booth dari 14 distrik yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
Isinya menjual berbagai kerajinan dari berbagai wilayah Timor Leste, mulai dari kain tenun, anyaman tas dan baju dari daun lontar, boneka-boneka hasil kerajinan tangan, sampai patung-patung etnik.
Adapun festival musik dan budaya di Atauro dihadiri langsung Presiden Timor Leste, Jose Manuel Ramos Horta. Kemudian ada Perdana Menteri Timor Leste, Taur Matan Rua, bersama jajaran para menteri dan rombongan pejabat Timor Leste.
Sejumlah duta besar atau perwakilan dari berbagai negara juga hadir memeriahkan acara in. Di antaranya dari Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Australia, Filipina, Kuba, hingga Prancis.
"Kami dari pemerintah Timor Leste ingin menggali potensi pariwisata di Atauro. Pulau ini punya beragam hal yang unik dan menarik untuk dinikmati," kata Ramos Horta.(mir/chm)
Load more