Profil Charlie Kirk, Aktivis Konservatif Sekutu Trump yang Tewas Ditembak
Jakarta, tvOnenews.com - Charlie Kirk, sekutu dekat Presiden Donald Trump sekaligus pendiri organisasi konservatif Turning Point USA, tewas ditembak saat berbicara di Utah Valley University, Rabu (10/9/2025). Tragedi ini terjadi di hadapan ribuan mahasiswa yang hadir dalam rangkaian “American Comeback Tour”.
Kirk, 31 tahun, dikenal sebagai salah satu tokoh muda paling berpengaruh dalam gerakan konservatif Amerika.
Melansir dari The New York Times, Gubernur Utah Spencer Cox langsung menyebut peristiwa ini sebagai political assassination, sementara FBI masih memburu pelaku yang diyakini menembak dari atap gedung Losee Center, sekitar 200 yard dari lokasi acara.
Detik-Detik Penembakan
Sekitar 20 menit setelah memulai pidato, sebuah tembakan tunggal menghantam leher Kirk. Rekaman ponsel para saksi menunjukkan kepanikan massal, dengan mahasiswa berlarian menyelamatkan diri. Kirk segera dilarikan dengan kendaraan pribadi ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.
Reaksi Donald Trump
Presiden Trump merespons dengan penuh emosi. Dalam video berdurasi empat menit dari Oval Office, Trump menyebut Kirk sebagai patriot sejati dan menegaskan bahwa pembunuhan ini adalah assassination yang tidak bisa ditoleransi. Trump bahkan memerintahkan bendera Amerika dikibarkan setengah tiang hingga Minggu malam sebagai penghormatan terakhir.
Profil Charlie Kirk: Dari Aktivis Remaja ke Sekutu Trump
Lahir di Prospect Heights, Illinois, Kirk sejak muda sudah tertarik dengan dunia politik. Pada usia 18 tahun, ia mendirikan Turning Point USA, organisasi mahasiswa konservatif yang kini memiliki ratusan cabang di kampus-kampus Amerika.
Kepiawaiannya berpidato, menggalang dana, dan menjaring simpati generasi muda membuatnya cepat naik daun. Pada 2016, Kirk bahkan tercatat sebagai pembicara termuda di Konvensi Nasional Partai Republik.
Ia juga menjadi sosok berpengaruh di lingkaran Trump, bahkan disebut-sebut ikut memberi masukan soal calon pejabat Gedung Putih setelah Trump kembali berkuasa pada 2024.
Meski tak pernah menjabat di pemerintahan, kedekatannya dengan Trump membuat Kirk sering dipandang sebagai “juru bicara generasi muda MAGA”. Lewat podcast, tur kampus, dan buku-bukunya, ia sukses membangun basis pengikut besar.
Kontroversi dan Pengaruh
Kirk kerap melontarkan pernyataan kontroversial, mulai dari isu imigrasi, aborsi, hingga hak transgender. Ia juga pernah dituduh menyebarkan pandangan antisemitisme dan homofobia. Namun, bagi pendukungnya, Kirk adalah suara lantang melawan “indoctrinasi kiri” di kampus.
Dengan kematian tragisnya, Amerika kembali diguncang oleh gelombang kekerasan politik yang semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Bagi Trump, kehilangan Kirk bukan hanya kehilangan seorang sahabat, melainkan juga kehilangan salah satu ujung tombak gerakan konservatif muda di Amerika. (nsp)
Load more