Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Asosiasi Energi Angin Indonesia (AEAI), Feiral Rizky Batubara menambahkan bahwa masyarakat lokal juga dapat dilibatkan dalam pelatihan dan pekerjaan, sehingga ada dampak positif bagi ekonomi daerah.
Pemerintah dapat berperan dengan memberikan insentif seperti subsidi, yang dapat menurunkan biaya awal proyek dan menjadikannya lebih menarik bagi para investor dan komunitas yang terlibat.
“Semua upaya ini diharapkan dapat mempercepat tercapainya target 100% energi terbarukan di Nusa Penida. AEAI ingin menjaga iklim investasi yang baik dan mempercepat pengadaan proyek pembangkit listrik energi angin di wilayah ini,” kata Feiral Rizky Batubara.
Sebagai informasi, potensi energi terbarukan di Nusa Penida, menurut analisis IESR dan Center of Excellence Community Based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana, mencapai lebih dari 3.219 megawatt (MW).(chm)
Load more