- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
Tolong Jangan Tanam Kebiasaan ini Penyebab Rezeki Seret meski Sudah Niat tapi Belum Terucap, Kata Buya Yahya
Mereka yang berutang telah menunjukkan sikap tidak peduli. Golongan tersebut juga menyepelekan masalah utang walaupun ukurannya terhitung sedikit.
"Sebab bentuk kekurangajaran, masa ditolong sama orang kurang ajar banget, awas hati-hati ini jangan sampai ada," tutur dia.
Sebaliknya, Buya Yahya sangat mendukung bagi orang yang memiliki tekad untuk membayar utang, minimal dicicil masih bisa dimaklumi dan menunjukkan ada tanggungjawab atas perbuatannya sendiri.
"Tapi begitu sebaliknya kalau Anda pinjam uang tapi saya harus membayar dan semangat membayar, maka ingat Allah akan menolongnya, ini harus dipahami," terangnya.
Ia pun berpesan, utang memang dibolehkan agama Islam, namun harus tetap melakukan kewajiban membayarnya agar tidak masuk golongan merugi.
"Maka jangan sampai pinjam uang ingin lari," tandasnya.
Dikutip dari Rumaysho, bahaya orang sengaja niat tidak membayar utang akan mengalami kehancuran, salah satunya tak pernah merasakan rezeki.
Efek kehancuran tidak membayar utang berdasarkan redaksi hadis riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ
Artinya: "Barang siapa yang mengambil harta manusia, dengan niat ingin menghancurkannya, maka Allah juga akan menghancurkan dirinya." (HR. Bukhari Nomor 18 & Ibnu Majah Nomor 2411)
Urusan niat tidak melunasi utang dinobatkan sebagai pencuri, baik di dunia maupun akhirat, sebagaimana dalam keterangan hadis riwayat dari Shuhaib Al Khoir disahihkan Syaikh Al Albani, Rasulullah SAW bersabda:
أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِىَ اللَّهَ سَارِقًا
Artinya: "Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri." (HR. Ibnu Majah Nomor 2410)
(far/hap)