- ANTARA
Erick Thohir Sebut Ekonomi RI Berpotensi Tumbuh di Tengah Resesi Jepang dan Inggris
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh di tengah resesi yang terjadi di Jepang dan Inggris.
Menurut Erick, ketika banyak negara sedang resesi, sebenarnya ada kesempatan bagi Indonesia untuk tumbuh. Namun, hal ini perlu menjadi komitmen sejak awal.
“Tentu kan tahun depan sendiri kita harapkan pertumbuhannya itu lebih baik. Kalau hari ini 5,05 persen, tahun depan siapa tau 5,5 persen,” ujarnya, dalam acar groundbreaking pembangunan Gedung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Tangerang, Banten, Selasa (20/2/2024).
Menurut Erick, Indonesia harus menciptakan pasar yang lebih ramah terhadap investor untuk menumbuhkan ekonomi.
Upaya tersebut dibarengi dengan konsolidasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mempermudah perizinan investasi.
Menurutnya, perlu dibuka sebesar-besarnya pintu penanaman modal, sehingga sektor swasta dan BUMN bisa mendorong sektor ekonomi bertumbuh.
Selain itu, TNI dan Polri diharapkan dapat menjaga keamanan dalam rangka memastikan kelancaran penanaman modal ke dalam negeri.
“Jadi ketika misalnya Inggris ada resesi, Jepang ada resesi, ya justru itulah opportunity ketika negara lain ekonominya melambat, kita mempercepat pertumbuhannya. Nah, tinggal konteksnya, bisa gak kita terus memperbaiki diri kita sendiri supaya tadi lebih market frendly kepada investor,” ungkap dia.
Dalam hal ini, kolaborasi menyeluruh antara BUMN dengan sektor privat menjadi kunci guna menumbuhkan ekonomi Indonesia.
Jika melihat industri perbankan di dalam negeri, lima bank terbesar berasal dari sektor privat yang terdiri dari Bank Panin, Bank Permata, CIMB Niaga, OCBC, dan BCA. Adapun lima lainnya berasal dari BUMN, yaitu Bank Mandiri, BRI, BTN, BSI, dan BNI.
“Itulah realita sebuah persaingan yang sehat. BUMN ataupun swasta (tidak) memonopoli, tapi perimbangan dari persaingan yang sehat itu yang harus ditumbuhkan,” ujar Erick.
Jika dibandingkan, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Thailand yang sudah hampir menyentuh 10 ribu dolar Amerika Serikat (AS) sejak mencapai peak pada 2010 kini sedang mengalami penurunan.
Pada saat yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang memasuki fase bertumbuh, dimana PDB per kapita akan coba didorong untuk mencapai 10 ribu dolar AS pada 2028 atau 2030.
“Artinya, saya sangat menyambut kolaborasi supaya kita benar-benar-benar bisa menjaga kestabilan karena ini menjadi kunci supaya kita bisa terus menumbuhkan yang namanya lapangan pekerjaan, kesejahteraan secara menyeluruh, dan juga yang namanya stabilitas,” kata Menteri BUMN. (ant/iwh)