- Tim TvOne/Dedi E
WNA Kebangsaan Myanmar Dituntut JPU Kejari Rokan Hilir 2 Tahun, Terbukti Palsukan Data Diri
Tidak lama kemudian petugas imigrasi datang, memberitahukan agar terdakwa masuk ke ruangan khusus untuk diinterogasi, setelah diinterogasi oleh pihak petugas imgrasi, terdakwa mengakui bahwa ia adalah pencari suaka pada UNHCR yang ditempatkan Malaysia sesuai dengan Surat Nomor W4.IMI.IMI.5.GR-04-04-0831.
Bahwa terdakwa memberikan keterangan tidak benar pada saat pengurusan E-KTP atas nama M Yusuf pada tanggal 06 Januari 2021 ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rokan Hilir.
Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 126 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimgrasian.
Kepala Kanim Bagansiapiapi, Agus Susdamajanto, menambahkan berdasarkan pra penyidikan yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas II TPI Bagansiapiapi, didapatkan beberapa kesimpulan yaitu tersangka merupakan Warga Negara Asing (WNA) pencari suaka yang memiliki dokumen yang dikeluarkan oleh UNHCR Malaysia yang menyatakan bahwa yang bersangkutan merupakan pencari suaka asal Myanmar.
Tersangka tertangkap oleh petugas Imigrasi pada bagian loket penerimaan berkas permohonan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia (DPRI/Paspor) karena dicurigai sebagai WNA yang akan membuat paspor pada saat melakukan permohonan berkas DPRI/Paspor, tersangka melampirkan dokumen kependudukan Indonesia yaitu: KTP, kartu keluarga, akta kelahiran dan buku nikah. (Dep/Nof)