news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Dokumentasi..
Sumber :
  • Heri

Janji Bisa Loloskan Anaknya Masuk Polisi, Oknum Brimob Dilaporkan Pedagang Babi ke Propam Polda Sumut

Seorang pria bernama Utema Zega (48) warga Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, yang berprofesi pedagang daging babi di salah satu pasar di Kota Medan diduga menjadi korban penipuan modus meloloskan untuk menjadi calon siswa (Casis) Bintara Polri.
Minggu, 25 Mei 2025 - 22:04 WIB
Reporter:
Editor :

Setelah uang ditransfer, Aiptu Amori meyakinkan Utema kalau nomor pendaftaran anaknya untuk menjadi Bintara Polri aman.

“Tenang, pak. Sudah dijamin anak kita menang," tirunya mengulang ucapan personel polisi.

Tak lama kemudian muncul hasil pemeriksaan kesehatan atau Rikkes 1, dan anaknya dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS). Kemudian Aiptu Amori disebut berusaha menenangkan mereka dan bilang memang begitu, kalau masuk Bintara Polri melalui kuota khusus.

“Katanya, tenang pak, gak sama reguler dengan kuota khusus,” ungkapnya.

Pada bulan Juli 2024, saat pengumuman nama-nama calon siswa (Casis) yang lulus dan akan diberangkatkan pendidikan ke SPN Hinai, Langkat pada pemantauan akhir (Pantukhir) ternyata nama anak korban tidak tercantum.

Kemudian ketika ditanya ke Aiptu Amori, menjawab hal yang sama, ada perbedaan antara masuk melalui jalur reguler dengan kuota khusus.

Katanya, anak Utema akan berangkat sepekan kemudian, setelah casis jalur reguler mengikuti pendidikan di sekolah polisi negara (SPN) Polda Sumut. Mendengar hal itu, Utema dan istrinya kembali mempercayai ucapan Aiptu Amori.

Sepekan kemudian, Utema kembali menanyakan kepada Aiptu Amori kapan anaknya akan diberangkatkan seperti yang dijanjikan sebelumnya.

Kemudian, Aiptu Amori membawa anak Utema berinisial SO (18) ke sebuah toko perlengkapan calon Polisi untuk membeli berbagai jenis pakaian untuk persiapan diberangkatkan ke sekolah polisi negara (SPN).

Selain itu, Aiptu Amori Bate'e juga meminta agar SO (18) dibelikan handphone baru. Kemudian, SO disuruh pangkas botak dengan dalih akan segera ikut pendidikan menyusul rekannya. Di sini total belanjaan pakaian dan handphone diminta ke Utema sebesar Rp 8 juta.

“Setelah atribut dibeli. Casis disuruh pangkas botak,” ungkapnya.

Usai belanja perlengkapan dan anak korban pangkas rambut, ternyata tidak jadi diberangkatkan. Kali ini alasannya di sekolah polisi negara (SPN) sedang sibuk persiapan 17 Agustus, sehingga diundur, dan keberangkatan akan dilakukan setelahnya.

Di tanggal 24 Agustus, Aiptu Amori akhirnya menyatakan akan membawa anak korban ke sekolah polisi negara (SPN). Namun, sebelum berangkat ke sekolah polisi negara (SPN) SO (18) harus dikarantina terlebih dahulu di sebuah apartemen di Jalan dr Mansyur Medan.

Berita Terkait

1 2
3
4 5 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

02:27
01:10
06:16
06:12
05:12
11:20

Viral