- goldhi
MUBI, Jejak Arsitektur dalam Menggapai Kemakmuran Negeri
Selain itu, terdapat replika pakaian dinas orang Belanda dan militer Jepang ketika mereka berkuasa di Indonesia. Tak kalah menarik, pengunjung juga bisa melihat replikasi mata uang dari masa ke masa, mulai dari logam hingga mata uang kertas yang dikenal saat ini.
Ruangan lain menampilkan replika tumpukan emas batangan yang diserahkan kepada Bank Indonesia setelah Indonesia merdeka. Konon replika emas batangan tersebut dibuat menyerupai aslinya, bahkan dengan lapisan luar berlapis emas. Sementara itu, tumpukan emas asli hasil serah terima dari pemerintah Belanda kini disimpan di Gedung Bank Indonesia.
Ruangan tersebut dibuat sangat aman, dengan dinding berlapis dua dan pintu baja seberat 10 ton yang sulit dibobol. Bahkan jika terjadi kebakaran, benda di dalamnya tetap dipastikan aman.
Museum Bank Indonesia memang difokuskan pada sejarah Bank Indonesia itu sendiri. Sebagai bank sentral, dulunya Bank Indonesia bernama De Javasche Bank (DJB) yang didirikan tahun 1828. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, DJB dinasionalisasi pada 1951.
Uniknya, Museum Bank Indonesia hingga kini masih menyimpan sebuah jam bandul bertuliskan tahun 1928, sebagai penanda usia seratus tahun DJB saat itu.
Pada sesi terakhir, wisatawan dimanjakan dengan berbagai spot foto unik dan menarik. Pengunjung bisa mengabadikan momen di setiap ruangan Museum Bank Indonesia dengan teknologi fotografi masa kini.
Sementara itu, Saiful Akbar, wartawan ATV Kota Batu yang ikut dalam rombongan, mengatakan, “Berkunjung ke Museum Bank Indonesia sangat tepat dan menarik, karena bisa menambah literasi terkait banyak hal sejarah Bangsa Indonesia di dunia perbankan, terutama sejarah Bank Indonesia,” tegas Akbar. (gol)