- Istimewa
Anggota DPR RI yang Disebut Jadi Biang Keladi Aksi Unjuk Rasa Berbuntut Kerusuhan Tak Dipecat
Jakarta, tvOnenews.com - Berbagai penjuru negeri mengalami gejolak kerusuhan rentetan aksi unjuk rasa menolak kenaikan gaji DPR RI.
Santer jika aksi tersebut ditengarai perilaku tak empati yang ditunjukkan oleh lima anggota DPR RI yakni Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio, Uya Kuya
Presiden RI, Prabowo Subianto pun turut merespons gejolak politik yang terjadi dengan meminta DPR RI membuat kebijakan mengenai penurunan besaran tunjangan yang menjadi tuntutan massa aksi.
- Julio Trisaputra/tvOnenews
"Kemudian, para pimpinan DPR menyampaikan akan dilakukan pencabutan beberapa kebijakan DPR RI, termasuk besaran tunjangan anggota DPR dan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri," kata Prabowo dalam konferensi persnya, Jakarta, Minggu (31/8/2025).
Tak hanya pemerintah, sejumlah partai politik pun merespons gejolak kerusuhan yang terjadi pada sejumlah daerah di tanah air.
Terbaru Partai NasDem mengeluarkan kebijakan me-non aktifkan sementara anggota dewannya yakni Ahmad Sahroni dan Narfa Urbach.
Selepas Partai NasDem, PAN ikut-ikutan turut mengeluarkan kebijakan me-non aktifkan anggotanya yakni Eko Patrio dan Uya Kuya.
Bukan hanya itu, Partai Golkar turut menon-aktifkan Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir buntut serangkaian demo saat ini.
Pertanyakan Status Non-Aktif
Kebijakan yang diambil PAN dan Partai NasDem justru menuai pertanyaan baru di tengah gejolak yang ada.
Pasalnya, UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) tak mengenal istilah non-aktif bagi anggota DPR RI.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan jika saat ini Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Uya Kuya, hingga Eko Patrio masih berstatus sebagai anggota DPR RI secara hukum.
“Jadi, konteks ‘nonaktif’ dalam UU MD3 itu hanya berlaku pada posisi pimpinan atau anggota MKD, bukan pada anggota DPR secara umum,” kata Titi saat dihubungi, Senin (1/9/2025).