- Antara
Timwas Haji DPR Usul Pemerintah Bangun Rumah Sakit di Makkah
Jakarta, tvOnenews.com - Anggota Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR RI, Edy Wuryanto menyoroti ketimpangan jumlah tenaga kesehatan Indonesia yang bertugas di Arab Saudi selama musim haji.
Menurutnya, jumlah petugas medis yang tersedia saat ini tidak sebanding dengan jumlah jemaah haji Indonesia yang mencapai lebih dari 221.000 orang.
“Saat ini rasio tenaga kesehatan dengan jumlah jemaah haji sekitar 1 banding 400. Ini sangat tidak ideal dan harus dievaluasi ulang. Pelayanan kesehatan jemaah jadi kurang maksimal,” ujar Edy kepada wartawan di Madinah, Arab Saudi, dikutip Jumat (13/6).
Dia mengungkapkan sistem pelayanan kesehatan di Saudi membatasi aktivitas medis di area hotel jemaah. Hal itu menyebabkan keterlambatan proses perujukan bagi jemaah yang sakit ke rumah sakit rujukan di Saudi.
“Petugas kesehatan kita ke depan harus lebih difokuskan pada deteksi dini, pemantauan rutin, dan klasifikasi risiko jemaah. Mana yang high risk, middle risk, dan low risk. Yang masuk kategori risiko tinggi harus betul-betul disiapkan jalur perujukannya,” jelasnya.
Edy juga menyesalkan sempat tidak beroperasinya klinik kesehatan haji Indonesia selama musim haji tahun ini.
Padahal, menurutnya, keberadaan klinik tersebut sangat strategis untuk menjadi titik transit sementara jemaah sebelum dirujuk ke rumah sakit, maupun setelah keluar dari rumah sakit sebelum kembali ke pemondokan.
“Fungsi klinik kesehatan haji itu sangat penting. Saat jemaah sakit, mereka bisa ditampung dulu di klinik sebelum dirujuk,” kata anggota Komisi IX DPR itu.
“Begitu juga sebaliknya, saat selesai perawatan bisa transit dulu di klinik sebelum balik ke hotel atau ke lokasi ibadah. Tahun depan seharusnya klinik ini kembali dibuka,” lanjut Edy.
Sebagai langkah jangka panjang, Edy mendorong pemerintah Indonesia mulai menjajaki kerja sama diplomatik dengan Pemerintah Arab Saudi umtuk membangun Rumah Sakit Haji Indonesia di Makkah.
“Jumlah jemaah kita setiap tahun sangat besar, begitu juga umrah. Maka sudah saatnya Indonesia memiliki rumah sakit haji sendiri di Arab Saudi,” kata kader PDIP ini.
“Ini penting agar jemaah kita bisa dirawat oleh tenaga medis sesama orang Indonesia, sehingga ada kenyamanan, keamanan, dan komunikasi yang lebih baik,” tambah Edy.