Fabio Quartararo dan Yamaha Perang Dingin Jelang MotoGP 2026, El Diablo Dinilai Terlalu Sering Keluhkan Masalah Motor
- motoGP
Jakarta, tvOnenews.com - Managing Director Yamaha Motor Racing, Paolo Pavesio, tak lagi menutup-nutupi rasa jengahnya terhadap komentar pedas Fabio Quartararo soal performa YZR-M1 di MotoGP 2025.
Ia menilai kritik sang rider tak memberi dampak konstruktif bagi upaya Yamaha memperbaiki motor mereka.
- Reuters/Marcelo Del Pozo
Quartararo dalam beberapa bulan terakhir memang semakin lantang menyuarakan kekecewaannya.
Setelah tiga tahun tanpa gelar dan lebih dari dua musim tanpa kemenangan, Yamaha dianggap gagal menghadirkan motor kompetitif.
Mesin inline-4 yang menjadi identitas mereka selama 24 tahun pun dinilai tak lagi relevan dan baru akan ditinggalkan pada akhir musim ini.
Di 2026, Yamaha masuk era baru lewat mesin V4. Quartararo sudah menjajal prototipe awal di Misano dan Valencia, namun hasilnya tak membuatnya tersenyum.
Ia menilai karakter mesin itu justru masih membawa kekurangan serupa dengan inline-4 yang ia tunggangi sepanjang 2025.
Namun Pavesio punya pandangan berbeda. Dalam wawancaranya dengan Speedweek, ia menyebut M1 edisi 2025 sebenarnya menunjukkan peningkatan.
“Motor tahun ini jauh lebih cepat untuk putaran tunggal, terutama berkat Fabio. Kami juga lebih kompetitif di sprint maupun balapan penuh. Tapi saat level persaingan makin ketat, kesulitan kami juga makin terlihat,” ujarnya seperti dikutip Crash.net.
- MotoGP
Sementara itu, Quartararo menegaskan bahwa ia tidak punya waktu panjang untuk menunggu Yamaha menyempurnakan mesin V4.
Tes pramusim di Sepang pada akhir Januari dan awal Februari 2026 disebutnya sebagai momentum penting untuk membuktikan keseriusan pabrikan Jepang tersebut.
Pernyataan itu kembali memunculkan spekulasi tentang masa depan Quartararo.
Pembalap Prancis itu sejak 2023 sudah beberapa kali memberikan ultimatum kepada Yamaha, menegaskan akan membuka diri pada tim lain jika M1 tak lagi bisa membawanya bersaing memperebutkan kemenangan.
Pavesio memahami adanya tekanan yang dirasakan Quartararo, tapi tetap menuntut sang pembalap menunjukkan profesionalisme dan tidak terus-menerus mengutarakan keluhan lewat media.
“Saya mengerti rasa frustrasinya. Tapi kami semua bekerja dalam tujuan yang sama. Fabio memilih bertahan, dan kami memberinya paket yang bisa ia gunakan. Mengeluh di depan publik tidak membantu komitmen perusahaan,” tutupnya.
Load more