Legenda MotoGP: Francesco Bagnaia Tak Perlu Ikuti Gaya Marc Marquez untuk Bangkit
- ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nz
Jakarta, tvOnenews.com - Legenda MotoGP, Kevin Schwantz, akhirnya angkat suara mengenai naik-turunnya performa Francesco Bagnaia sepanjang MotoGP 2025. Ia mengaku cukup terkejut melihat Bagnaia tampil tidak stabil justru ketika rekannya di Ducati Lenovo, Marc Marquez, sedang berada dalam performa super.
Menurut Schwantz, situasi ini mempertegas bahwa penurunan Pecco bukan disebabkan oleh motor. Ducati terbukti kompetiti dan Marquez berhasil membuktikannya.
- Reuters
Artinya, masalah utama Bagnaia bukan terletak pada perangkat, melainkan pada dirinya sendiri.
Melihat kondisi tersebut, Schwantz pun menyampaikan wejangan penting bagi juara dunia 2021 itu.
Ia menegaskan bahwa kualitas dan pengalaman Bagnaia tidak perlu diragukan, tetapi dua hal tersebut tidak cukup tanpa kesiapan mental menghadapi pertarungan berat di musim depan, MotoGP 2026.
Schwantz mengingatkan bahwa Bagnaia sebenarnya masih memiliki kemampuan untuk menggebrak.
Ia mencontohkan bagaimana Pecco tampil tanpa cela saat membantai lawan-lawannya di Jepang. Menurutnya, ketika Bagnaia mencapai performa tertinggi, ia adalah salah satu pembalap paling berbahaya di lintasan.
“Bagnaia itu tahu betapa kuatnya dia. Kita semua melihatnya di Jepang, ketika dia dalam kondisi terbaik, tidak ada yang bisa menghentikannya,” ujar Schwantz, dikutip dari Motosan.
Namun, Schwantz menilai Bagnaia perlu menata kembali arah fokusnya. Ia harus mengetahui apa yang dibutuhkan untuk kembali tampil konsisten dan menemukan ritme terbaiknya lagi.
- Ducati Corse
“Ini memang tidak mudah, tapi dia punya kapasitas untuk kembali ke puncak,” tambah sang legenda.
Salah satu hal yang paling disoroti Schwantz adalah perbedaan gaya balap antara Bagnaia dan Marc Marquez. Baginya, kesalahan terbesar Bagnaia adalah mencoba meniru gaya Marquez yang berbeda total.
“Kamu tidak bisa menyamai apa yang digunakan Marquez. Apa yang cocok untuk Marc belum tentu bekerja untuk Bagnaia,” tegasnya.
Schwantz menyarankan agar Bagnaia fokus mencari setelan motornya sendiri, bukan meniru rekan setimnya. Ia menegaskan bahwa perjalanan itu mungkin panjang, tetapi merupakan satu-satunya jalan menuju performa terbaik.
Load more