Erick Thohir Ultimatum Cabor yang Terlibat Konflik Dualisme: Januari 2026 Pemerintah Siap Turun Tangan
- tvOnenews/Ilham Giovani Pratama
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, melakukan pertemuan khusus dengan Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman, pada Kamis (4/12/2025).
Pertemuan tersebut berlangsung cukup intens dan membahas berbagai persoalan yang selama ini dianggap menghambat tata kelola olahraga nasional.
Dalam diskusi tersebut, isu dualisme kepengurusan cabang olahraga kembali menjadi sorotan utama.
- tvOnenews/Ilham Giovani
Erick menilai masalah itu sudah terlalu lama dibiarkan dan berdampak pada pembinaan atlet di tingkat nasional.
Erick mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa terus menunggu tanpa adanya inisiatif dari internal cabang olahraga.
Ia menegaskan bahwa jika polemik tak kunjung mereda, maka pemerintah siap masuk untuk memastikan situasi kembali tertata.
Karena itu, ia meminta cabang olahraga terkait bersama KONI segera duduk bersama dan mencari titik temu.
Proses musyawarah dan mufakat menjadi mekanisme yang kembali ia tekankan agar masalah tidak semakin melebar.
- tvOnenews/Ilham Giovani Pratama
Erick, yang juga memimpin PSSI, menambahkan bahwa ia bakal mengikuti perkembangan kasus tersebut secara langsung. Ia menyebut Januari 2026 sebagai batas waktu sebelum pemerintah mengambil langkah konkret.
Menurut Erick, intervensi pemerintah bukan tujuan awal. Ia mengatakan lebih baik jika penyelesaian dapat dilakukan oleh para pemangku kepentingan tanpa melibatkan negara.
"Konteksnya Desember ini kita lihat. Nanti baru Januari, kalau memang belum bisa, ya, pemerintah akan coba masuk," ujar Erick di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Kamis (4/11/2025).
"Tapi intervensi bukan karena kekuasaan, tetapi ya karena sesuatu yang harus diperbaiki. Ya, dan sudah dibuka pembicaraan untuk musyawarah dan mufakat itu," tambahnya.
Hingga kini empat cabang olahraga masih terjebak dalam dualisme kepengurusan. Kasus tersebut melibatkan tenis meja, tinju, anggar, dan sepak takraw yang belum menemukan kesepakatan bersama.
- tvOnenews/Ilham Giovani Pratama
Dualisme itu bukan hanya menghambat roda organisasi, tetapi juga membuat atlet kebingungan mengenai struktur pembinaan. Selain itu, agenda kompetisi kerap terganggu karena tidak adanya satu otoritas yang diakui bersama.
Load more