Seperti Kacang Lupa Kulitnya, Usai Bawa Red Sparks ke Trend Positif, Megawati Hangestri Justru Pilih Hengkang, Red Sparks Ada Apa Sebenarnya?
- KOVO
tvOnenews.com - Megawati Hangestri Pertiwi, akrab dijuluki “Megatron”, telah menjadi motor penggerak transformasi Daejeon CheongKwanJang Red Sparks dalam dua musim terakhir di Korean V-League.
Sejak tiba di Korea pada 2023, performa konsistennya tidak hanya menghadirkan gelombang kemenangan, namun juga membuka jalan bagi kariernya yang kian menjanjikan.
Statistik & Pencapaian
Pada musim debut (2023–24), Megawati mencetak 736 poin, mencatat posisi ke-7 sebagai pencetak poin terbanyak dalam kompetisi.
Ia mengakhiri musim sebagai andalan lini serang, membawa Red Sparks kembali ke babak playoff setelah absen selama tujuh tahun.
Pengaruhnya terus memuncak pada musim 2024–25, saat ia mencetak 614 poin, menjadikannya satu-satunya pemain Asia yang berhasil menembus 10 besar pencetak poin musim itu.
Penghargaan pun datang beruntun: gelar MVP babak pertama (2023–24), dan MVP babak ketiga & keempat (2024–25).
Sikapnya yang konsisten terlihat jelas dari performa mencoloknya, seperti pertandingan melawan AI Peppers di mana Megawati tampil dominan dengan 35 poin, 32 berasal dari spiker—dan efisiensi serangan lebih dari 50%.
Tren Kemenangan dan Performa Tim
Keberadaan “Megatron” memicu gelombang kemenangan Red Sparks. Tim mencatat 13 kemenangan beruntun, termasuk rentetan gemilang pada akhir 2024 hingga awal 2025.
Hasilnya: akhir musim 2024–25 menyaksikan Red Sparks finish sebagai runner-up V-League, sebuah pencapaian tertinggi sejak terakhir juara pada 2011–12.
- KOVO
Gaji dan Kontrak: Realita vs Rumor
Ketika awal bergabung pada musim pertama, Megawati menerima US\$100.000 (±Rp1,5 miliar) untuk durasi satu musim (9–10 bulan).
Meski sudah menarik, nilai tersebut masih lebih rendah dibanding gaji pemain lokal Korea rata-rata, yang berada di kisaran 152 juta won (±Rp1,78 miliar) per musim.
Pada musim kedua (2024–25), kontraknya naik menjadi 206 juta won (±Rp2,35 miliar) per musim, sekitar 50 % kenaikan dari musim sebelumnya.
Namun, angka itu masih di bawah bayaran dua pemain asing utama Red Sparks, yaitu Vanja Bukilic dan Yeum Hye Seon, yang masing-masing menerima 412 juta won (±Rp4,8 miliar).
Ini menegaskan bahwa, meskipun kontraknya melonjak, keberadaannya masih di bawah skema bayaran pemain top, meski kontribusinya jauh melebihi ekspektasi.
Megawati tidak hanya membawa prestasi di lapangan, tetapi juga meningkatkan reputasi klub.
Di musim debutnya, jumlah pengikut Red Sparks di media sosial meroket dan merchandise, terutama jersey—mudah sekali ludes.
Popularitas tinggi ini bahkan membuat media Korea menyorotnya sebagai pemain Asia yang layak mendapat bayaran lebih tinggi.
- KOVO
Menjelang akhir kontrak April 2025, Megawati resmi memutuskan untuk tidak memperpanjang. Keputusannya didorong oleh agenda keluarga dan peluang baru yang terbuka.
Setelah pengumuman, muncul rumor kuat bahwa ia diminati klub-klub di Turki dan Amerika Serikat, bersama sahabat dan rekan duetnya di Red Sparks, Vanja Bukilic.
Dukungan terhadapnya pun semakin kuat karena performanya yang konsisten, reputasi sebagai pemain Asia yang bersinar, dan profil medial yang luas.
Dua musim bersama Red Sparks telah menjadi masa emas bagi Megawati Hangestri: dari statistik memukau, penghargaan MVP bertubi, hingga kenaikan gaji signifikan yang membuka mata dunia.
Meskipun masih dibayar lebih rendah dari bintang asing lainnya, kontribusinya mengangkat prestise klub, yang kini menatap babak final V-League dengan penuh keyakinan.
Dengan pengalaman di Korea dan gelar prestisius di tangan, pilihan untuk melanjutkan karier ke liga Turki atau AS sangat rasional.
Megawati kini tidak sekadar pahlawan nasional, tetapi juga aset berharga dalam pasar bola voli global, simbol bahwa pemain Asia juga mampu menandingi elite dunia. (udn)
Load more