Sama-sama Sudah Tak Bisa Saling Menyembunyikan, Walau Si Ratu Voli Korea Kim Yeon-koung dan Megawati Hangestri adalah Rival Berat, tapi untuk Urusan ini Sepakat Bilang...
- KOVO
tvOnenews.com - Duel antara Megawati Hangestri dan Kim Yeon-koung di pentas Liga Voli Korea resmi berakhir seiring kemenangan dramatis Pink Spiders di final V-League musim 2024/2025.
Kemenangan tersebut tidak hanya membawa gelar juara bagi Pink Spiders, tetapi juga menandai “last dance” sang Ratu Voli Korea yang memutuskan pensiun usai pertandingan pamungkas tersebut.
Kim Yeon-koung akhirnya menutup karier panjangnya dengan sempurna. Setelah dua kali gagal di final musim 2022/2023 ditaklukkan Hi-Pass dan musim lalu tumbang dari Hyundai Hillstate.
Kali ini ia sukses mengantar Pink Spiders juara di bawah asuhan Marcello Abbondanza.
Usai laga, Kim tampak tersenyum lebar menyapa para penggemar yang kompak meneriakkan namanya: “Kim Yeon-koung!”
Namun, di sisi lain lapangan, ada kisah tak kalah emosional. Megawati Hangestri, bintang asal Indonesia yang dua musim terakhir bersinar bersama Red Sparks, memilih tidak memperpanjang kontraknya.
Kepindahan ini menjadi akhir dari perjalanan yang luar biasa, termasuk persaingannya dengan Kim Yeon-koung, yang sempat menjadi sorotan utama media dan publik voli Korea.
Meski Red Sparks harus puas sebagai runner-up, Megawati mencatatkan banyak prestasi pribadi. Ia mengantongi dua gelar MVP musim ini. Bahkan dua kali mengungguli Kim Yeon-koung dalam jumlah voting.
Tak hanya itu, Megatron juga dinobatkan sebagai spiker terbaik versi KOVO sebuah pengakuan atas ketangguhan dan konsistensinya.
Padahal, saat awal direkrut oleh pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin, banyak yang meragukan kemampuan Megawati.
V-League dikenal sebagai liga yang sangat kompetitif dan menuntut kondisi fisik serta mental yang tangguh. Namun, Megawati membungkam semua keraguan dengan performa luar biasa.
"Untuk ini, saya hanya ada satu orang yaitu Megawati Hangestri, Mega Power," ujar jurnalis Korea Oh Hae-won dalam tayangan Sports N Plus, saat ditanya soal pemain paling hemat biaya dan paling berpengaruh di V-League.
Jurnalis itu juga menyebut bahwa kehadiran Megawati telah mengubah kerangka berpikir V-League hanya dalam satu musim.
- KOVO
Sebelumnya, banyak klub meragukan efektivitas kuota Asia. Tapi berkat performa Mega, V-League memperluas aturan kuota Asia yang awalnya terbatas hanya untuk negara-negara Asia Tenggara menjadi mencakup seluruh Asia.
"Dengan demikian, lebih banyak daerah bisa mencoba kuota Asia dan bermain di V-League berkat Mega," lanjutnya.
Bahkan, Red Sparks sampai datang ke Indonesia bersama Mega sebagai VIP dalam ajang All Star Game—sebuah kehormatan yang jarang terjadi.
Meski sempat diragukan mampu mempertahankan performa di musim ini karena masuknya pemain asing yang lebih kuat, Megawati tetap menjawab dengan kerja nyata hingga akhir musim.
Tak heran jika media Korea menyebut Megawati sebagai pemain paling efisien dan berpengaruh dalam sejarah kuota Asia di V-League.
Kini, Megawati resmi meninggalkan Red Sparks dan Liga Voli Korea pun akan terasa berbeda tanpa kehadirannya.
Rivalitas emosional dan kompetitif antara dirinya dan Kim Yeon-koung pun menjadi kenangan yang tak terlupakan dua generasi berbeda yang mewakili semangat dan kebangkitan bola voli Asia. (udn)
Load more