Berkaca dari Kasus Inara Rusli, Bagaimana Jika Suami Minta Izin Poligami? Begini Pandangan Islam Menurut Buya Yahya
- Kolase Tangkapan layar YouTube Maia AlElDul & Instagram/@wardatinamawa
tvOnenews.com - Belakangan ini, publik dihebohkan dengan dugaan perselingkuhan antara Inara Rusli dan Insanul Fahmi, suami selebgram Wardatina Mawa.
Kasus ini menjadi topik panas di media sosial, apalagi setelah Mawa mengungkap bahwa suaminya sempat berbicara soal keinginan berpoligami, dalam podcast terbaru bersama Denny Sumargo.
Dugaan perselingkuhan dan pembahasan poligami yang muncul bersamaan membuat banyak orang bertanya-tanya: bagaimana sebenarnya pandangan Islam jika seorang suami meminta izin untuk berpoligami?
- YouTube/ CURHAT BANG Denny Sumargo - Instagram/insanulfahmi & mommy_starla
Ulama Buya Yahya pernah memberikan penjelasan panjang mengenai hal ini.
Penjelasan Buya Yahya soal Poligami
Menurut Buya Yahya, poligami adalah perkara yang sangat pribadi dan tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lain.
Poligami diperbolehkan dalam syariat, namun bukan berarti semua orang harus atau bisa masuk ke dalam praktik tersebut.
“Poligami itu sangat pribadi, tidak semua orang bisa disamakan. Tidak ada yang bisa melarang, tetapi tidak juga semua orang masuk ke pintu itu,” ujar Buya Yahya, dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV.
Ia menekankan bahwa ketidakrelaan seorang istri adalah hal yang wajar.
Seorang wanita berhak merasa tidak siap, tidak sanggup, atau terluka dengan rencana tersebut.
Namun, ketidakrelaan itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menolak syariat Islam.
“Kalau rasa tidak rela, sebagai wanita sah-sah saja. Akan tetapi dalam syariat dihalalkan, tidak mungkin Anda mengatakan tidak rela dan tidak boleh terjadi,” ujarnya.
- Tangkapan Layar YouTube Al Bahjah TV
Komunikasi dengan Suami adalah Kunci
Buya Yahya menyarankan agar istri membangun komunikasi yang jujur dengan suaminya.
Sampaikan pada suami tentang perasaan sakit hati tanpa menentang syariat.
“Katakan kepada suami: kalau kamu melakukan seperti itu, saya akan sakit hati,” ucap Buya Yahya.
Ia menegaskan bahwa memberikan izin bukan hal mudah. Persiapan hati dibutuhkan, dan doa menjadi bagian penting.
“Masalah izin pun tidak semudah itu. Anda (istri) bisa minta kepada Allah untuk kuatkan hati atau jaga suamiku,” kata Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, semakin dekat seseorang dengan Allah, semakin ringan masalah yang dihadapi.
Bahkan bisa saja suami berubah pikiran dan tidak lagi ingin menikah lagi, atau istri yang semula tidak siap akhirnya diberi kekuatan.
- Tangkapan Layar YouTube Al Bahjah TV
Jangan Marah pada Syariat
Buya Yahya mengingatkan istri untuk tidak sampai menolak syariat, meski hati terasa sakit.
“‘Cuman saya sakit’. Urusan sakit, orang ditinggal meninggal juga sakit, tapi masa marah kepada Allah? Suami menikah lagi, Anda marah kepada Allah?” terang Buya Yahya.
Ia menekankan bahwa setiap ujian pasti memiliki hikmah, dan jangan sampai kesedihan membuat seseorang melakukan hal yang lebih merugikan dirinya di dunia dan akhirat.
Jika Suami Tetap Bersikeras Poligami
- Pexels/ANTONI SHKRABA production
Jika suami tetap ingin berpoligami dan hal itu tidak dapat dicegah, maka Buya Yahya menyarankan agar semuanya dibicarakan baik-baik.
Termasuk kemungkinan adanya kesepakatan tertentu.
“Semua lebih baik didiskusikan. Mungkin suami boleh menikah dengan catatan: mohon saya tidak diberitahu, atau tidak diekspose. Ini termasuk tawar-menawar,” kata Buya Yahya.
Ia menuturkan bahwa banyak faktor yang membuat wanita merasa terpuruk, termasuk tekanan sosial.
Namun di beberapa budaya lain, poligami dianggap biasa sehingga tidak menekan istri secara psikologis.
Untuk Para Suami: Jangan Main-main dengan Poligami
- YouTube/Al-Bahjah TV
Buya Yahya memberikan nasihat keras kepada para suami yang berkeinginan poligami.
“Jangan main-main urusan poligami. Anda tanggung jawab besar di hadapan Allah,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa satu istri saja sudah membawa tanggung jawab besar.
Jumlah istri atau anak yang banyak tidak boleh digunakan untuk bermain-main atau menunjukkan gengsi, apalagi jika tidak bisa memenuhi hak mereka.
“Satu istri saja tanggung jawabnya besar, bagaimana dua. Satu anak saja tanggung jawabnya besar, bagaimana anak sana-sini!” ucap Buya Yahya.
Kasus dugaan perselingkuhan antara Inara Rusli dan Insanul Fahmi mungkin memicu banyak diskusi soal kesetiaan dan poligami.
Namun dalam pandangan Islam menurut Buya Yahya, poligami bukan soal ego, bukan pula soal memaksa istri untuk rela.
Semua kembali kepada kesiapan hati, komunikasi yang baik, dan tanggung jawab moral serta agama.
Poligami diperbolehkan, tetapi tidak boleh dijadikan dalih untuk melukai, merugikan, atau menyia-nyiakan keluarga. (gwn)
Load more