Memangnya Boleh Bayar Utang Tapi Uangnya Hasil Pinjam dari Bank? Buya Yahya Ingatkan, Hati-hati Itu Termasuk....
- Istockphoto / YouTube Al Bahjah TV
tvOnenews.com - Bolehkah kita pinjam uang di bank konvensional untuk kebutuhan membayar utang? Simak penjelasan Buya Yahya sesuai dengan syariat dan hukum Islam.
Fenomena masyarakat yang terjerat utang semakin mengkhawatirkan, terlebih ketika utang lama dilunasi dengan utang baru.
Salah satu pola yang kerap ditemui adalah kebiasaan mengambil pinjaman dari bank konvensional yang mengandung unsur riba untuk menutup utang sebelumnya.
Pola ini bukan hanya memperpanjang masalah finansial, tetapi juga menjerumuskan pelakunya pada perbuatan yang dilarang agama.
Buya Yahya, pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, pernah menanggapi pertanyaan seorang jamaah yang mengeluhkan sikap suaminya.
Sang suami meminta izin untuk meminjam uang di bank demi melunasi utang. Sang istri ragu karena mengetahui bahwa pinjaman berbunga dari bank konvensional termasuk haram.
"Bagaimana sikap saya pada suami, yang meminta untuk meridhoi beliau untuk pinjam uang di bank dengan alasan untuk bayar utang? Karena yang saya tahu dari ceramah-ceramah itu termasuk haram. Bagaimana cara menasehatinya?" tanya salah satu jamaah.
Menurut beliau, penyebab utang bisa bermacam-macam. Bisa karena tidak punya penghasilan, kebutuhan yang sangat mendesak, atau justru terjebak pada gaya hidup tinggi.
Jika yang menjadi akar masalah adalah gaya hidup, maka yang harus dibenahi adalah pola hidup itu sendiri.
"Ada yang perlu diperhatikan, permasalahan sebelumnya. Dia tidak akan ngutang kalau permasalahan sebelumnya tidak ada. Apa yang menjadikan dia berani utang?," ujar Buya Yahya, melansir dari YouTube Al-Bahjah TV, Kamis (14/7/25).
Bisa jadi karena suaminya tidak punya pekerjaan, atau memang ada kebutuhan yang mendesak. Atau jangan-jangan gara-gara gaya hidup. Jika demikian, maka ada yang harus diubah.
Ada kisah, seorang perempuan yang punya masalah sehingga harus pinjam uang ke bank konvensional. Karena dia punya utang banyak untuk membiayai anaknya sekolah.
"Akhirnya saya sampaikan, kenapa harus memaksakan sekolah yang mahal. Sehingga ini adalah gaya hidup yang akhirnya memaksa dia untuk utang," ujar Buya Yahya.
Beliau mengingatkan, kesulitan hidup kerap datang karena ulah sendiri, yang berlawanan dengan ajaran Nabi Muhammad ﷺ tentang kesederhanaan.
“Itu adalah setan yang membuat dia terjerumus ke tempat-tempat yang haram, yang ada riba-nya. Itu adalah setan yang sedang membisiki Anda. Yakinlah bahwa janji Allah, dengan keyakinan Anda,” tegasnya.
"Kalau Anda yakin bahwa pintu haram harus Anda tutup, maka lihat kedepan. Anda akan menemukan pintu rezeki halal yang Allah buka selebar-lebarnya," lanjutnya.
"Berusahalah, dan jangan menutup diri. Anda bisa usaha meminjam dari teman yang tanpa bunga, riba, dsb. Atau mungkin ada aset banyak yang bisa Anda jual, daripada haram, lebih baik jual. Kadang mempertahankan aset, lebih baik ngutang dengan cara yang haram daripada harus menjual aset. Padahal kalau dia yakin, aset dijual untuk menyelesaikan utang yang haram maka setelah itu Allah akan ganti rezeki yang lebih hebat dan lebih besar lagi," papar pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah tersebut.
Peringatan Rasulullah ﷺ tentang Riba
Islam memberikan peringatan tegas terkait riba. Rasulullah SAW bersabda:
"Allah melaknat pemakan riba, pemberi riba, penulisnya, dan dua saksinya." (HR. Muslim, no. 1598)
Dalam hadis lain disebutkan bahwa satu dirham hasil riba yang dimakan seseorang, dosanya lebih besar daripada berzina tiga puluh enam kali (HR. Ahmad, no. 21957; hasan menurut Al-Albani).
Peringatan ini menunjukkan betapa seriusnya dosa riba, sehingga seorang muslim harus benar-benar menghindarinya, bahkan dalam kondisi terdesak sekalipun.
Beliau juga berpesan kepada siapa pun yang sedang berusaha hijrah dari praktik riba untuk terus berpegang teguh pada niat itu.
"Dan kami himbau kepada siapapun, yang sudah niat hijrah untuk meninggalkan riba dsb, teruskan jangan ragu. Dan siapapun yang masih terjerat di kubangan riba, maka memohonlah kepada Allah SWT untuk dientaskan. Jangan putus asa. Jangan katakan, sekarang susah pinjam duit yang tak ada riba-nya, susah. Jangan katakan seperti itu," pesan Buya Yahya. (udn)
Load more