Kunjungan Trump ke Negara Teluk, PBNU: Sinyal Penguatan Hubungan Strategis Amerika
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla menilai kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke kawasan Teluk baru-baru ini menandai perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri AS terhadap negara-negara Arab.
Sebagaimana diketahui, Trump baru-baru ini melakukan kunjungan yang mencakup negara Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab namun tanpa melibatkan Israel.
Menurut Ulil, hal ini berbeda dengan kunjungan Trump pada 2017 yang juga menyertakan Israel dalam agenda perjalanannya.
"Ini adalah kunjungan yang mengejutkan, karena kali ini tidak ada Israel dalam daftar negara yang dikunjungi. Hal ini mencerminkan dinamika politik baru," kata Ulil dalam acara diskusi bertajuk 'Amerika dan Dunia Arab Pasca Kunjungan Presiden Donald Trump' yang digelar di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025).
Ulil menilai kunjungan ini terjadi dalam konteks perubahan signifikan setelah empat tahun pemerintahan Presiden Joe Biden. Sebab selama masa itu, negara-negara Teluk dinilainya kehilangan pengaruh dalam hubungan dengan Washington.
"Selama era Biden, negara-negara Teluk seperti mati gaya. Biden dalam pidato perdananya pada 2020 bahkan menyebut tidak akan memberikan 'cek kosong' kepada negara-negara Arab, termasuk Mesir dan Arab Saudi," tandas Ulil.
Ulil juga menuturkan, Biden menyebut Arab Saudi sebagai 'negara pariah' menyusul pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Hal ini, menurutnya jelas memperburuk hubungan antara kedua negara dan mendorong Arab Saudi mendekat ke Tiongkok dan Rusia.
Perubahan kebijakan ini menurut Ulil terlihat dari langkah cepat Trump yang memilih kawasan Teluk sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya sejak kembali menjabat.
"Ini menunjukkan adanya pemulihan hubungan dan pergeseran orientasi geopolitik AS," tutur Ulil.
Ulil kemudian menyinggung ketegangan antara AS dan Israel jelang kunjungan tersebut. Dia menyebut adanya tekanan dari kelompok pro-Israel di Washington agar AS mengambil tindakan militer terhadap kelompok Houthi dan Iran, menyusul serangan drone ke Israel.
Namun, di kalangan pendukung Trump sendiri terdapat perbedaan pandangan. Satu pihak mendorong kebijakan 'America First', sementara yang lain mendukung aksi militer untuk kepentingan Israel, termasuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
Load more