Teks Khutbah Jumat Singkat 9 Mei 2025: Haji Bukan Lagi sekadar Status Sosial, Tapi Bukti Nyata Hamba Sejati
- Andryanto/Media Center Haji 2024
Marilah kita juga tak luput memberikan sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Tak lupa juga, kita bersholawat untuk keluarga, sahabat, dan seluruh umat Islam yang masih berpegang teguh di jalan Allah SWT hingga akhir zaman.
Hadirin yang berbahagia dan dirahmati Allah
Pada kesempatan hari ini kita bisa berkumpul di masjid tercinta ini. Tak lupa juga, khatib mengajak kita semua untuk merenungkan esensi dari ibadah haji.
Secara esensinya, haji merupakan sebuah ibadah agung yang sayangnya seringkali direduksi menjadi sekadar simbol status sosial. Padahal, sejatinya haji adalah bukti penghambaan sejati kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Agar kita tidak terjebak kekeliruan, pertama-tama, khatib akan lebih dulu menjelaskan sedikit tentang ibadah haji sebagai perintah Ilahi dan pilar Islam.
Esensi haji telah termaktub dalam salah satu dalil Al-Quran melalui redaksi Surat Ali Imran Ayat 97, Allah SWT berfirman:
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: "Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam." (QS. Ali Imran, 3:97).
Jika kita memahami tafsir ayat tersebut, bahwa Allah SWT menunjukkan haji bukanlah ibadah opsional, melainkan perintah langsung dari Allah dan bagian dari rukun Islam yang kelima.
Load more