Naskah Khutbah Jumat Singkat 28 Maret 2025: Mudik di Babak Akhir Ramadhan antara Tradisi dan Spiritualitas
- Antara
Maka, marilah kita bertanya pada diri kita sendiri, sudahkah kita memanfaatkan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya? Sudahkah dosa-dosa kita diampuni? Ataukah kita masih lalai dalam menjalankan ketaatan?
Saya selaku khatib tak lupa mengajak kita semua senantiasa bersyukur atas kehadirat Allah SWT telah melimpahkan rezeki kepada kita hingga detik ini untuk bisa menyelesaikan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Marilah kita mengucap sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Ma'asyiral muslimin rahimahumullah
Umat Islam di Indonesia memiliki tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman di penghujung Ramadhan. Fenomena ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga memiliki nilai spiritual.
Sebagaimana Islam mengajarkan pentingnya silaturahmi, birrul walidain (berbakti kepada orang tua), dan menjaga hubungan antar sesama.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, saya mengajak marilah kita sedari sekarang merenungkan hikmah dan adab dalam perjalanan mudik.
Terkait hikmah dan makna spiritual mudik terdapat beberapa bagian yang perlu kita pahami bersama. Sebab, mudik tidak selalu berarti pulang kampung, tetapi juga memiliki esensi lainnya.
Esensi pertama adalah mudik sebagai wujud silaturahmi dan Birrul Walidain. Dalam Islam, silaturahmi memiliki kedudukan yang tinggi, sebagaimana dalam hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi." (HR. Bukhari & Muslim).
Dalam Surat Al-Ahqaf Ayat 15, mudik juga menjadi kesempatan bagi kita untuk berbakti kepada orang tua (birrul walidain), Allah SWT berfirman:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya..." (QS. Al-Ahqaf, 46:15).
Dengan pulang ke kampung halaman, kita tidak hanya sekadar melepas rindu, tetapi juga menunjukkan kepedulian dan rasa hormat kepada orang tua serta keluarga besar.
Esensi kedua adalah mudik dan refleksi perjalanan hidup. Mudik identik melakukan perjalanan yang mengingatkan kita bahwa hidup ini juga merupakan perjalanan menuju akhirat, Allah SWT berfirman:
Load more