Penyerang Timnas Indonesia Ole Romeny Punya Kakek Buyut yang Meninggal Tragis, Ternyata Jadi Korban Perang Pasifik
- Oxford United
tvOnenews.com - Pemain Timnas Indonesia, Ole Romeny memiliki garis keturunan Indonesia dari nenek pihak ibunya, Helene Wilhelmina Degenaars.
Siapa sangka, kakek buyut Ole Romeny mempunyai kisah tragis menjadi korban peran Pasifik. Keterikatan ini membuat penyerang Oxford United mudah membela Timnas Indonesia.
Ole Romeny menjadi perhatian serius bagi PSSI. Kehadirannya diharapkan sebagai juru gedor mematikan untuk Timnas Indonesia yang sedang berjuang di putaran Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Ole Romeny juga sudah menyandang status Warga Negara Indonesia (WNI). Ia mengucap sumpah perpindahan kewarganegaraannya di London, Inggris beberapa waktu lalu.
Proses ucapan sumpah WNI ini juga telah menjadi kesepakatan dari rapat kerja Komisi X DPR RI sebelumnya.
Ole Romeny adalah pemain yang memiliki skill di atas rata-rata, perjalanan kariernya juga cukup memuaskan sebelumnya pernah berkiprah di FC Utrecht.
Setelah di FC Utrecht, Ole Romeny kini berkarier di klub Oxford United. Kebetulan klub ini masih berkaitan dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dan pengusaha Anindya Bakrie.
Soal silsilah keluarganya, Romeny memiliki ayah bernama Petrus Gerardus Wilhelmus Burgers. Sang ayah lahir di Wijchen, bagian timur Belanda pada 16 Mei 1959.
Ibu Ole Romeny bernama Catherine Frederique ter Haar Romenij kelahiran di Haarlem, Belanda pada 24 Juni 1963.
- Instagram - @oleromeny
Proses naturalisasi Romeny menjadi WNI karena keterkaitan dengan latar belakang Helene Wilhelmina Degenaars. Kebetulan sang nenek lahir di Medan, Sumatera Utara pada 2 April 1923.
Namun demikian, kakek buyut Ole Romeny berasal dari ibunya bernama Thomas Degenaars. Kisahnya berakhir tragis terjebak di Perang Pasifik.
Kisah Kakek Buyut Ole Romeny di Perang Pasifik
Menguntit dari laman Historia, Senin (17/2/2025), Thomas Degenaars merupakan seorang warga Belanda yang lahir di Doordrecht pada 3 Juni 1895.
Thomas memberanikan diri untuk menjadi perantau. Ia berlabuh ke wilayah Hindia Belanda sekitar pada tahun 1918.
Thomas menemukan kekasihnya, Trintje Wilhelmine Fortuin. Saat itu tengah berada di Singapura pada 1920. Kakek buyutnya Romeny pun memboyong Trintje ke Medan.
Berdasarkan kabar dari harian De Sumatra Post, Thomas dan Trintnje dianugerahi tiga buah hati, salah satunya neneknya Ole Romeny yang namanya cukup mentereng dan diketahui banyak orang.
Load more