Dalam hal tersebut, Allah mengungkapkan supaya manusia menyadari bahwa setiap rezeki yang didapatkan bukan karena kepintaran atau usaha mereka melainkan seluruhnya dalam kendali-Nya.
“Supaya dia tahu, yang mengendalikan rezeki itu saya, bukan ilmunya dia,” tegasnya mengutip jawaban Allah dalam hadits tersebut.
Seperti yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh seorang pekerja terkadang lebih pintar dari pemilik perusahaan.
Sementara pemilik perusahaan memiliki rezeki yang lebih banyak serta menggaji pekerjanya.
“Yang punya pabrik kadang tidak pintar, tapi dia mempekerjakan orang-orang pintar,” ujarnya.
Semua ini menunjukkan kuasa dan kebesaran Allah dalam mengatur rezeki seseorang. Meski manusia sudah berusaha semaksimal mungkin, namun hasil akhir tetap ditentukan oleh Allah SWT.
“Kita ini hanya menjadi perantara untuk menjalani skenario Allah. Jangan merasa paling hebat karena rezeki,” jelas Gus Baha.
Load more