Kenapa Sih Rajab Jadi Bulan Haram? Ternyata Ustaz Adi Hidayat Jelaskan itu Bisa Runtuhkan ini
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (QS. At Taubah, 9:36)
UAH mengambil pembahasan bulan haram sangat istimewa dalam Islam, salah satu di antaranya ada bulan Rajab dari acuan tafsir surat tersebut.
Keharaman ini, kata UAH, jangan sampai disalah artikan dan mengundang kekeliruan bahwa bulan tersebut sangat haram.
"Tapi haram yang dimaksud mengakar pada hormah yang mengarah kepada sifat terlarang dan menjaga kehormatan," tuturnya.
Dilansir dalam laman literasi Gramedia, Al Qodhi Abu Ya'la Rahimahumullah mengatakan ada dua makna dinamakan bulan haram.
Setiap umat Muslim tidak boleh melakukan upaya pembunuhan karena bersifat haram. Hal ini senada dengan keyakinan dari orang Jahiliyah.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu mengartikan bulan ini bersifat mulia dan umat Muslim senantiasa menjauhi segala perbuatan apa pun yang mengarah keharaman.
"Dilarang agar tidak jauh kehormatannya," tegasnya.
Pendakwah di Bekasi ini mengambil contoh perbuatan haram yang terjadi di Indonesia, yakni sogok-menyogok dan tindakan korupsi.
Ia menjelaskan dua perbuatan ini tidak lagi mendekati larangan agama Islam, melainkan menghilangkan kehormatannya kepada setiap manusia dan Allah SWT.
"Runtuh di hadapan Allah dan runtuh di hadapan makhluk-Nya," tuturnya.
"Jadi hikmah haram adalah menjaga kehormatan," tambah dia menjelaskan.
UAH menyebutkan manusia sesungguhnya sangat bersih sejak dilahirkan ke dunia.
Sebagai pendakwah, UAH terus mengingatkan amalan-amalan harus dipertebal dan tidak boleh ditinggalkan agar keutamaan bulan Rajab tak sia-sia.
"Semua manusia sejatinya terlahir dengan sifat mulia," imbuh dia.
"Setiap Muslim terlahir baik, bersih, cenderung pada kebaikan dan kebenaran," tandasnya.
(put/hap)
Load more