Memangnya Islam Membolehkan Golput? Ternyata Kata Buya Yahya…
- kolase tim tvOnenews
Berikut penjelasan lengkap dari Buya Yahya bagi Muslim yang terpikir untuk golput.
"Apakah hukumnya golput?," tanya salah satu jamaah kepada Buya Yahya dalam kajiannya yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV.
Mengenai hal ini, Buya Yahya menjawab bahwa ketika bingung dengan pilihan seorang Muslim harus melalukan ijtihad.
Ijtihad adalah usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh seseorang kepada seorang ulama atau ahli hukum Islam (mujtahid) untuk menggali, memahami, dan menetapkan hukum syariat Islam terhadap suatu permasalahan yang tidak memiliki penjelasan tegas dalam Al-Qur'an dan hadis.
Ijtihad menjadi penting karena Islam adalah agama yang dinamis dan selalu relevan dengan perkembangan zaman.
Dengan ijtihad maka diharapkan hukum Islam dapat diterapkan dalam berbagai situasi baru tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasar yang ada dalam Al-Qur'an dan hadis.
Maka dari itu Buya Yahya mengingatkan agar ketika bingung dengan pilihan yang ada, lakukanlah ijtihad.
Kemudian jika seorang Muslim sudah melakukan ijtihad dan memang ada satu pilihan, maka kata Buya Yahya wajib pilih alias tidak golput.
"Tapi kalau memang mentok (hingga di ujung), Anda golput berlaku. Tapi golputnya bukan golput ikut-ikutan," tegas Buya Yahya.
"Golput dari buah hasil upaya ijtihad," imbuh pimpinan pondok pesantren Al-Bahjah itu.
Sosok yang bernama lengkap Prof. KH.Yahya Zainul Ma'arif itu benar-benar menegaskan istijad.
Karena menurut Buya Yahya, golput itu sama halnya dengan orang sakit yang tidak bisa datang, dan dia tidak nyoblos.
Akan tetapi Buya Yahya mengingatkan, orang sakit itu termasuk udzur karena suatu kondisi yang memang tidak memungkinkan.
Namun jika ingin golput itu wajib merupakan buah dari ijtihad yang dihasilkan dari bertanya pada guru atau informasi yang dikumpulkan dari hasil diskusi.
Buya Yahya menyarankan untuk jangan pernah diskusi dengan orang yang suka mencaci karena otu tidak akan menghasilkan hal yang baik.
Namun pilihlah teman diskusi yang berilmu dan tidak suka menghina.
"Diskusi dengan teman yang baik, bukan yang suka mencaci-maki, mengolok dan menjelek-jelekkan, maka itu ada komunikasi. Jika sudah ada yang menonjol ya Anda pilih," saran Buya Yahya.
Load more